Dinas Pertanian Provinsi Banten mengatakan minat petani dan masyarakat  di Banten untuk menanam jahe selama masa pandemi COVID-19, salah satunya tanaman jahe merah.

"Tiga daerah yang paling banyak menanam jahe yakni Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Kabupaten Serang. Kami mengapresiasi atas inisiatif masyarakat yang mulai banyak menanam jahe ini, karena memang nilai jualnya cukup bagus," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Senin.

Ia mengakui, selama ini belum ada anggaran di APBD untuk pengembangan tanaman jahe tersebut, namun lebih kepada pengembangan secara swadaya masyarakat.

Baca juga: Gubernur Wahidin instruksikan OPD percepat pelaksanaan APBD 2021

Namun demikian, jika ada para petani yang mengembangkan tanaman jahe merah dalam skala lebih besar, permodalannya bisa memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perbankan. Selain itu, pihaknya juga bisa membantu dalam upaya pemasarannya.

"Jahe  termasuk dalam golongan tanaman biofarmaka. Makanya selama pandemi ini, minat masyarakat untuk mengkonsumsi tanaman ini juga meningkat," kata Agus.

Potensi lahan untuk pengembangan tanaman jahe di wilayah Kabupaten Serang sekitar 72 hektare. Sedangkan luas tanaman yang ada saat ini sekitar 32 hektare. Sedangkan di daerah lainnya ada di beberapa kecamatan di Kabupaten Pandeglang dan juga Kabupaten Lebak.

Sementara itu, puluhan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang mengikuti pembelajaran lapangan mengenai pengembangan tanama jahe merah dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKP) di Kawasan Sisitem Pertanian Terpadu (Sitandu) Proninsi Banten di Kecamatan Curug Kota Serang.

"Kita mengikuti KKP di sini mempelajari budi daya dan perawatan jahe merah. Karena selama pandemi COVID-19 minuman berbahan jahe konsumsinya meningkat dibandingkan sebelum COVID-19" kata Resa Apriliansyah Pratiwi, salah seorang peserta KKM Untirta di Sitandu.
 

Pewarta: Mulyana

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021