Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Lebak, Banten, melaksanakan pembelajaran berkelompok secara tatap muka dengan memperketat protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19.

"Kami di sini sudah beberapa bulan melaksanakan proses belajar berkelompok secara tatap muka," kata Nurlela, seorang guru SDN 3 Cijoro Pasir Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Rabu.

Baca juga: Harga cabai di pasar tradisional di Lebak naik signifikan

Pilihan pembelajaran seperti itu sangat diterima orang tua siswa dan komite sekolah dibandingkan belajar secara dalam jaringan atau daring. Bahkan ada di antara orang tua siswa memberikan fasilitas belajar kelompok secara bertatap muka dengan menggunakan tempat Majelis Taklim maupun rumah pribadi.

Selama ini, kata dia, pihak sekolah belum memperbolehkan proses kegiatan belajar tatap muka. Karena itu, dirinya terpaksa mendatangi anak-anak agar bisa belajar berkelompok secara tatap muka agar menerima pembelajaran dengan baik.

"Kami sudah lama proses pembelajaran berkelompok secara tatap muka dengan menggunakan tempat Majelis Taklim itu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, selama ini, anak-anak sangat jenuh jika pembelajaran secara daring  juga banyak keluhan dari orang tua siswa terutama dari kalangan keluarga tidak mampu. Selain itu juga dikeluhkan jika terjadi gangguan jaringan sinyal, sehingga belajar daring tidak efektif.

Dengan demikian, kata dia, proses pembelajaran dengan berkelompok secara tatap muka dinilai sangat tepat di tengah pandemi COVID-19.

"Kami melaksanakan belajar berkelompok secara tatap muka dibatasi hanya siswa berjumlah 10 sampai 15 orang dan mereka wajib memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," katanya menjelaskan.

Memed (40), orang tua siswa mengaku sangat senang anaknya bisa mengikuti proses KBM bertempat di majelis taklim itu dibandingkan secara daring. Sebab ia bersama orang tua lain sangat keberatan jika diterapkan pembelajaran secara daring karena tidak memiliki gadget android itu.

Disamping itu juga anaknya yang kini kelas 3 SD belum mampu membaca dan berhitung, apalagi empat bulan lalu kegiatan belajar di sekolah libur akibat COVID-19.

"Kami datang mengantar anak ke sini dengan jarak tempuh 1,5 kilometer," katanya menjelaskan.

Sementara itu, tokoh masyarakat Kabupaten Lebak Medi Juanda mengatakan pihaknya mendukung pembelajaran tatap muka awal Januari 2021 berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Pembelajaran Tahun Ajaran 2020-2021 di Masa Pandemi COVID-19.

"Kami menilai proses belajar tatap muka tidak ada masalah sepanjang pihak sekolah menerapkan prokes itu," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020