Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) yang juga wartawan senior Aat Surya Safaat mengapresiasi dua jurnalis berpengalaman, Atma Drackonia dan Mohamad Romli yang mempunyai inisiatif mulia membuat buku berjudul “Pedoman praktis bahasa berita”.
        
“Selain bagi wartawan, buku pedoman praktis bahasa berita ini juga layak dijadikan referensi bagi mahasiswa Jurusan atau Program Studi Komunikasi, sebab buku ini dibuat berdasarkan teori serta praktek para penulisnya yang sudah malang-melintang di dunia kewartawanan,” katanya di Serang, Banten, Jumat (23/10/2020).
       
Wartawan senior itu mengemukakan keterangan tersebut terkait terbitnya buku “Pedoman praktis bahasa berita”, sebuah upaya merawat penggunaan bahasa dalam karya jurnalistik yang ditulis oleh dua jurnalis dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tangerang Banten, Atma Drackonia dan Mohamad Romli.
       
Menurut Penasehat FAI yang pernah menjadi Direktur Pemberitaan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA dan Kepala Biro ANTARA di New York AS itu, uraian dalam buku tersebut dibuat relatif sederhana, sehingga memudahkan pembaca memahaminya, tetapi tidak membuat penyederhanaan yang berlebihan.  
       
Asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI yang juga memberi kata pengantar pada buku tersebut menambahkan, buku pedoman bagi jurnalis itu sangat penting terkait masih banyaknya penyusunan kalimat dan penggunaan bahasa di media massa yang tidak sesuai dengan pedoman bahasa Indonesia yang baik dan benar.
       
Buku karya Mohamad Romli dan Atma Drackonia yang diluncurkan pada 22 Oktober 2020 atas inisiasi PWI Kabupaten Tangerang itu mengingatkan para jurnalis pada sosok wartawan senior Rosihan Anwar yang setia menjaga penggunaan bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalistiknya.
       
“Bahasa adalah cermin jiwa kita. Wartawan wajib menjaga tata bahasa Indonesia dalam karya jurnalisitiknya, karena menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sama halnya dengan merawat Bangsa Indonesia,” kata Mohamad Romli, penulis sekaligus wartawan yang menjabat Sekretaris PWI Kabupaten Tangerang itu.
       
Romli yang juga menggawangi pelatihan menulis pada program Sekolah Menulis Jurnalis (SMJ) PWI Kabupaten Tangerang itu menekankan pentingnya penguasaan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebab saat ini tidak sedikit karya jurnalisitik, terutama pada media daring yang mengabaikan hal tersebut.
       
“Wujud nasionalisme seorang wartawan Indonesia adalah mencintai bahasa Indonesia. Salah satu tugas wartawan tak lain adalah mendidik masyarakat agar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar,” tegasnya.
       
Sementara itu Atma Drackonia, penulis yang juga pengelola sebuah situs bahasa jurnalistik (zona3.id) dan grup Perawat Bahasa di Facebook mengatakan, buku tersebut disusun seringkas dan sesederhana mungkin untuk menjadi rujukan praktis bagi para wartawan. 
       
Buku itu membahas bahasa jurnalistik dan tata bahasa Indonesia, pedoman pemakaian bahasa Indonesia dalam pers, prinsip penulisan bahasa jurnalistik, dan hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam penulisan bahasa jurnalistik, seperti pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat, dan gaya bahasa.
       
Selain itu, buku ini juga membahas berbagai kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang sering dilakukan wartawan, dilengkapi dengan lampiran daftar kata baku yang sering salah penulisannya serta pedoman penulisan, pedoman penempatan tanda koma, padanan kata, dan istilah asing.
       
Terkait penerbitan buku “Pedoman praktis bahasa berita” itu, Ketua PWI Kabupaten Tangerang Sangki Wahyudin mengapresiasi karya intelektual dua wartawan, Atma Drackonia dan Mohamad Romli tersebut.
       
“Karena pekerjaan wartawan sehari-hari selalu berkenaan dengan pemakaian bahasa, maka menjadi sebuah keniscayaan bagi wartawan untuk menguasai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar,” katanya, menambahkan.
Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) Aat Surya Safaat (Foto: Istimewa).

Pewarta: Lukman Hakim

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020