Targetkan ekspor talas beneng langsung dari Banten, Karantina Pertanian Cilegon gandeng Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang dan Asosiasi Pelaku Usaha Tanas Beneng (Asputaben).
Ketua Asputaben, Ardi Maulana, di Pandeglang, Kamis menjelaskan potensi ekspor talas beneng masih terbuka luas. Permintaan pasar dari Australia, Malaysia dan New Zeland untuk ekspor daun kering talas beneng mencapai 340 ton per bulan, namun petani Pandeglang baru bisa menyediakan 18 ton per bulannya.
Baca juga: Gubernur Wahidin: Orang Banten sejak dulu Pancasilais
Baca juga: Pemprov Banten siapkan strategi peningkatan ekspor talas 'beneng' khas Pandeglang
Ardi mengemukakan, tidak hanya daun keringnya yang banyak diminati sebagai pengganti tembakau tanpa nikotin. Bagian umbinya pun banyak diminati negara lain. Umbi basah talas beneng memiliki potensi permintaan ekspor dari Belanda dan Korsel sebanyak 385 ton per bulan. Sementara umbi keringnya diminati India dan Turkey yang siap menampung 100 ton per bulannya.
Potensi ekspor talas beneng kata dia, sangat menjanjikan untuk segera direalisasikan, oleh karena itu Karantina Pertanian Cilegon mengajak Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang untuk membantu meningkatkan produktivitas talas beneng asal Pandeglang agar dapat memenuhi syarat kuota ekspor langsung dari Banten.
“Syarat ekspor dari Banten minimal ada lima kontainer per bulannya dengan volume 8 ton per kontainer, artinya harus tersedia minimal 40 ton per bulan. Tentu hal ini bukanlah perkara sulit jika para pemangku kebijakan dapat saling bersinergi bersama para petani untuk mewujudkannya,” ujar Arum Kusnila Dewi, Kepala Karantina Cilegon melalui keterangan tertulis (13/10).
Karena jumlah yang belum mencukupi, menurut Arum sementara ini daun kering talas beneng di ekspor melalui Surabaya.
Ia berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang dapat segera menambah luas lahan sebanyak 121 ha untuk bisa memenuhi kuota ekspor.
“Jika ini terwujud maka dalam kurun waktu 4 tahun ke depan, Provinsi Banten dapat memenuhi target program strategis Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Peningkatan Tiga Kali Lipat Ekspor Produk Pertanian,” papar Arum.
Arum menambahkan, Karantina Pertanian Cilegon akan membantu untuk pembukaan pintu ekspor langsung dari Cilegon.
"Kami akan memberikan bimbingan teknis terkait Sanitary Phyto Sanitary serta persiapan di lapangan untuk memenuhi standar persyaratan ekspor," ucap Arum.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina, Ali Jamil menegaskan kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang fokus meningkatkan produksi dan sekaligus ekspor.
Kementan berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada pemerintah daerah dan petani yang menyukseskan program strategis Kementan, ada program Propaktani (Program Pengembangan Korporasi Tanaman Pangan), dukungan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR), bantuan benih unggul, alat mesin pertanian modern, dan jaminan pasar dengan menyediakan off taker.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
Ketua Asputaben, Ardi Maulana, di Pandeglang, Kamis menjelaskan potensi ekspor talas beneng masih terbuka luas. Permintaan pasar dari Australia, Malaysia dan New Zeland untuk ekspor daun kering talas beneng mencapai 340 ton per bulan, namun petani Pandeglang baru bisa menyediakan 18 ton per bulannya.
Baca juga: Gubernur Wahidin: Orang Banten sejak dulu Pancasilais
Baca juga: Pemprov Banten siapkan strategi peningkatan ekspor talas 'beneng' khas Pandeglang
Ardi mengemukakan, tidak hanya daun keringnya yang banyak diminati sebagai pengganti tembakau tanpa nikotin. Bagian umbinya pun banyak diminati negara lain. Umbi basah talas beneng memiliki potensi permintaan ekspor dari Belanda dan Korsel sebanyak 385 ton per bulan. Sementara umbi keringnya diminati India dan Turkey yang siap menampung 100 ton per bulannya.
Potensi ekspor talas beneng kata dia, sangat menjanjikan untuk segera direalisasikan, oleh karena itu Karantina Pertanian Cilegon mengajak Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang untuk membantu meningkatkan produktivitas talas beneng asal Pandeglang agar dapat memenuhi syarat kuota ekspor langsung dari Banten.
“Syarat ekspor dari Banten minimal ada lima kontainer per bulannya dengan volume 8 ton per kontainer, artinya harus tersedia minimal 40 ton per bulan. Tentu hal ini bukanlah perkara sulit jika para pemangku kebijakan dapat saling bersinergi bersama para petani untuk mewujudkannya,” ujar Arum Kusnila Dewi, Kepala Karantina Cilegon melalui keterangan tertulis (13/10).
Karena jumlah yang belum mencukupi, menurut Arum sementara ini daun kering talas beneng di ekspor melalui Surabaya.
Ia berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang dapat segera menambah luas lahan sebanyak 121 ha untuk bisa memenuhi kuota ekspor.
“Jika ini terwujud maka dalam kurun waktu 4 tahun ke depan, Provinsi Banten dapat memenuhi target program strategis Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Peningkatan Tiga Kali Lipat Ekspor Produk Pertanian,” papar Arum.
Arum menambahkan, Karantina Pertanian Cilegon akan membantu untuk pembukaan pintu ekspor langsung dari Cilegon.
"Kami akan memberikan bimbingan teknis terkait Sanitary Phyto Sanitary serta persiapan di lapangan untuk memenuhi standar persyaratan ekspor," ucap Arum.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina, Ali Jamil menegaskan kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang fokus meningkatkan produksi dan sekaligus ekspor.
Kementan berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada pemerintah daerah dan petani yang menyukseskan program strategis Kementan, ada program Propaktani (Program Pengembangan Korporasi Tanaman Pangan), dukungan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR), bantuan benih unggul, alat mesin pertanian modern, dan jaminan pasar dengan menyediakan off taker.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020