Sedikitnya 12 ribu jamaah umrah asal Jatim yang tergabung dalam Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) belum bisa berangkat ke Tanah Suci karena COVID-19, dan menunggu informasi lebih lanjut dari Kementerian Agama (Kemenag).

Ketua Amphuri Jatim Mohammad Sufyan kepada wartawan di Surabaya, Selasa, mengatakan belasan ribu jamaah umrah itu akan tetap menjadi prioritas diberangkatkan, ketika pemerintah Arab Saudi kembali membuka kran ibadah umrah untuk internasional.

Baca juga: Masjidil Haram Makkah sambut kelompok jamaah umrah pertama di tengah wabah

"Kalau yang ada di anggota kami sekitar 11 ribu hingga 12 ribuan jamaah yang tertunda. Itu mulai akhir Februari 2020. Daftar baru kan tidak diperbolehkan," ujar Sufyan.

Sufyan belum bisa memastikan kapan jamaah umrah asal Jatim tersebut bisa diberangkatkan, meski pemerintah Arab Saudi saat ini telah membuka kembali kran ibadah umrah.

"Untuk saat ini, yang dibuka khusus untuk masyarakat lokal Arab, sementara untuk jamaah internasional rencananya dibuka pada 1 November 2020. Mudah-mudahan bisa terlaksana," kata Sufyan.

Namun demikian, Sufyan mengakui bahwa pemerintah Indonesia juga tidak lantas bisa memperbolehkan jamaah berangkat sesuai jadwal, karena harus mempertimbangkan berbagai faktor, utamanya ketatnya aturan yang ada, seperti kewajiban melakukan tes usap 48 jam sebelum penerbangan.

"Jadi, untuk Indonesia oleh Kemenag masih akan diinformasikan lebih lanjut dan dibuka secara resmi. Insya Allah November nanti sudah bisa, cuma akan ada aturan yang agak ketat, seperti semua calon jamaah umrah harus melalui tes usap 48 jam sebelum terbang (keberangkatan)," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020