Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pandeglang melalui petugas Balai Penyuluh Pertanian (BPP) kecamatan pada bulan ini hampir  setiap hari melakukan aksi gerakan pengendalian (Gerdal) hama Wereng Batang Coklat (WBC) bersama Tim Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Dinas Pertanian Provinsi Banten pada musim tanam padi kedua (MT-2) bulan Agustus 2020.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Dr. Nasir, SP., MBA., MP mengatakan, tujuan aksi Gerdal yang dilakukan oleh Tim POPT, PPL dan Kelompok Tani (Poktan) adalah untuk mengendalikan hama WBC yang saat ini mengancam pertanaman padi di sejumlah wilayah kecamatan yang belum memasuki masa panen.  

“Aksi Gerdal dilakukan bersama-sama baik Petugas POPT, PPL, Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang serta Poktan di lokasi-lokasi yang berdampak spot-spot WBC, seperti di Kecamatan Cipeucang, Menes, Sindangresmi, Picung, Bojong, Saketi, Pagelaran, Patia, Panimbang, Karangtanjung, Kecamatan Sobang dan tidak menutup kemungkinan kecamatan lainnya,” ujar Sekdin Pertanian Nasir, Jumat (28/08/2020).

Dia mengatakan, Gerdal ini menggunakan bahan pestisida yang telah disiapkan oleh BPTPH Provinsi Banten yang bertanggungjawab ditingkat provinsi secara langsung dalam hal teknis perlindungan tanaman se Provinsi Banten.  

“Dengan Gerdal yang dilakukan di lokasi-lokasi berdampak, setidaknya mengurangi penyerangan dan bisa mengendalikan meluasnya dampak WBC, sehingga pertanaman padi petani dapat terselamatkan,” ujarnya.

Nasir menjelaskan, Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang sudah menginstruksikan kepada semua petugas baik  POPT dan para PPL serta bidang teknis yang bertanggungjawab dalam bidang perlindungan tanaman yakni Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, untuk lebih intensif melakukan pengamatan dan gerakan pengendalian di lapangan, mengingat WBC dapat menyerang kapan saja dan dimana saja.  

Pihaknya juga telah meminta Gerdal harus dilakukan secara efektif sehingga dapat memotong siklus penyebaran, hal itu karena Gerdal penggunaan pestisida itu harus menerapkan prinsip 5 T yakni tepat sasaran, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara aplikasi.  

“Gerdal itu tidak hanya dilaksanakan untuk mencegah serangan WBC tetapi juga mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) padi lainnya,” ucap lelaki kelahiran Aceh Utara yang menamatkan pendidikan S-1 dan S-2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

Dikatakan, Gerdal bisa dilakukan sebelum masa tanam dan saat perawatan. Pada masa tanam biasanya dilakukan pengendalian hama tikus dan keong. Sedangkan saat perawatan dilakukan pengendalian hama wereng batang coklat (WBC) dan OPT lainnya.

Menurut Doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini, jika hama penyakit seperti ini tidak bisa dikendalikan maka akan berakibat pada berkurangnya hasil panen, bahkan kegagalan pertanian masyarakat.

“Melalui program Gerdal hama penyakit, Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang berupaya membantu petani dalam mempersiapkan dan menjaga kualitas tanaman padi petani,” harapnya.

Dia memaparkan, merebaknya ancaman WBC dapat dipicu oleh beberapa hal,  diantaranya pola tanam tidak serempak, penggunaan varietas yang sama secara terus-menerus, penggunaan varietas yang sudah tidak tahan hama, penggunaan varietas ketan, tidak sterilnya pembibitan tanaman saat mulai persemaian, hingga penggunaan pestisida yang melebihi dosis aturan pakai.

“Aplikasi penyemprotan pestisida harus secara serentak agar tidak terjadi perpindahan populasi WBC dari satu tempat ke tempat yang lain,” paparnya.

Nasir mengungkapkan, berdasarkan laporan yang diterimanya dari para PPL setiap kecamatan saat ini, seluruh lokasi persawahan  yang terancam  WBC sudah dilaksanakan aksi Gerdal yang melibatkan petugas POPT, Poktan, masyarakat setempat serta didukung Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Banten.

“Semuanya sudah kita laksanakan Gerdal secara massal  di lokasi-lokasi yang dilaporkan terdapat serangan WBC di beberapa kecamatan,” imbuhnya.
Untuk pencegahan, dia mengimbau para petani didampingi petugas BPP kecamatan agar tetap waspada dengan cara melakukan pengamatan berkala di lahan masing-masing secara intensif. “Adapun untuk pengendaliannya silahkan berkoordinasi mengajukan bantuan pestisida melalui petugas POPT  setempat, melalui PPL atau koordinator penyuluh kecamatan,” pungkasnya.

Kepala Seksi Produksi Tanaman Serealia Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Sopiyah, S.TP., MA mengatakan ada beberapa manfaat yang diperoleh dalam kegiatan Gerdal OPT WBC, diantaranya dapat meningkatkan pengetahuan petani mengenai penggunaan pestisida berdasarkan prinsip 5 T yakni tepat sasaran yaitu sasaran yang akan dikendalikan jenis OPT nya (organisme pengganggu tumbuhan red).

“Tepat jenis yaitu jenis pestisidanya (kontak atau sistematik), tepat waktu yaitu waktu penggunaannya pada pagi atau sore hari dan jangan pada saat adanya terik matahari atau pada saat turun hujan,” ujar perempuan berhijab yang akrab di sapa Opi, melalui pesan WhatsApp.

Tepat lainnya yakni tepat dosis yaitu sesuai anjuran rekomendasi, dan tepat cara yaitu cara aplikasi penyemprotan, cara penaburan, maupun pengemposanan khususnya untuk pengendalian hama tikus.

Sementara manfaat lainnya dari gerakan pengendalian yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, ditambahkan Opi, diharapkan menumbuhkembangkan jiwa gotong royong saling bahu membahu serta adanya saling kepedulian sesama petani untuk menyelamatkan hasil tanaman padi para petani.
 
Petugas sedang melakukan aksi gerakan pengendalian (Gerdal) hama Wereng Batang Coklat (WBC). Foto Istimewa


 

Pewarta: Sambas

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020