Seorang kapten kapal tug boat multi sahabat 8 yang tenggelam di Perairan Batu Ampar, Batam, Kepri, Bambang Hardiono (48), ditemukan meninggal dunia di perairan Singapura oleh Police Marine setempat, sekitar pukul 14.10 WIB, Sabtu (27/6)
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor SAR Kelas A Tanjungpinang, Mu'min melalui siaran pers tertulis yang diterima ANTARA, Sabtu malam.
"Kami menerima informasi dari Police Marine Singapura, Inspektur Helmi bahwa telah ditemukan jenazah korban dalam kondisi meninggal dunia di perairan Singapura, lebih kurang 6 nanometer dari lokasi kejadian kecelakaan, selanjutnya korban dievakuasi menuju Kantor Police Marine setempat, untuk proses pemeriksaan," kata Mu'min.
Lanjut dia, setelah melaksanakan koordinasi dengan pihak keluarga, agen dan keterangan empat rekan korban yang selamat terkait tanda dan ciri-ciri korban, bahwa korban yang ditemukan pihak Police Marine Singapura adalah diduga korban yang dicari oleh Tim Rescue Pos SAR Batam bersama Tim SAR Gabungan.
Baca juga: Mahasiswa tenggelam di Pulau Manuk, Basarnas Banten lakukan pencarian
"Berdasarkan hasil koordinasi bersama Tim SAR Gabungan, agen kapal beserta pihak keluarga korban bahwa operasi SAR dihentikan sementara dan dilanjutkan pemantauan. Selanjutnya, sambil menunggu hasil pemeriksaan oleh pihak Police Marine Singapura, dengan data-data kelengkapan administrasi yang dikirimkan oleh pihak keluarga," ungkapnya.
Sebelumnya, kata Mu'min, tug boat berbendera Indonesia tersebut tenggelam saat sedang melaksanakan pemasangan Vender Kapal MT Clear Ocean Appolon 11 di Perairan Batu Ampar, Rabu (24/6).
"Akibat kejadian ini, kapten kapal dinyatakan hilang. Sementara empat kru lainnya berhasil selamat," jelasnya.
Mu'min menyampaikan operasi pencarian terhadap kapten kapal hilang ini melibatkan unsur gabungan, seperti Polair Polda Kepri, Polair Polresta Barelang, PLP Tanjung Uban, Bakamla Batam, Kanpel Batam, PT Pelindo Batam, VTS Batam, dan masyarakat setempat.
Baca juga: Hari ketujuh belum ditemukan, Basarnas hentikan pencarian tujuh nelayan Labuan korban kecelakaan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor SAR Kelas A Tanjungpinang, Mu'min melalui siaran pers tertulis yang diterima ANTARA, Sabtu malam.
"Kami menerima informasi dari Police Marine Singapura, Inspektur Helmi bahwa telah ditemukan jenazah korban dalam kondisi meninggal dunia di perairan Singapura, lebih kurang 6 nanometer dari lokasi kejadian kecelakaan, selanjutnya korban dievakuasi menuju Kantor Police Marine setempat, untuk proses pemeriksaan," kata Mu'min.
Lanjut dia, setelah melaksanakan koordinasi dengan pihak keluarga, agen dan keterangan empat rekan korban yang selamat terkait tanda dan ciri-ciri korban, bahwa korban yang ditemukan pihak Police Marine Singapura adalah diduga korban yang dicari oleh Tim Rescue Pos SAR Batam bersama Tim SAR Gabungan.
Baca juga: Mahasiswa tenggelam di Pulau Manuk, Basarnas Banten lakukan pencarian
"Berdasarkan hasil koordinasi bersama Tim SAR Gabungan, agen kapal beserta pihak keluarga korban bahwa operasi SAR dihentikan sementara dan dilanjutkan pemantauan. Selanjutnya, sambil menunggu hasil pemeriksaan oleh pihak Police Marine Singapura, dengan data-data kelengkapan administrasi yang dikirimkan oleh pihak keluarga," ungkapnya.
Sebelumnya, kata Mu'min, tug boat berbendera Indonesia tersebut tenggelam saat sedang melaksanakan pemasangan Vender Kapal MT Clear Ocean Appolon 11 di Perairan Batu Ampar, Rabu (24/6).
"Akibat kejadian ini, kapten kapal dinyatakan hilang. Sementara empat kru lainnya berhasil selamat," jelasnya.
Mu'min menyampaikan operasi pencarian terhadap kapten kapal hilang ini melibatkan unsur gabungan, seperti Polair Polda Kepri, Polair Polresta Barelang, PLP Tanjung Uban, Bakamla Batam, Kanpel Batam, PT Pelindo Batam, VTS Batam, dan masyarakat setempat.
Baca juga: Hari ketujuh belum ditemukan, Basarnas hentikan pencarian tujuh nelayan Labuan korban kecelakaan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020