Jakarta (ANTARA) - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai setelah pandemi COVID-19 bisa menjadi momentum untuk menaikkan kelas pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setelah Presiden Joko Widodo menerapkan skema perlindungan sektor usaha ini.
“Ke depan ada momentum bagus menaikkan kelas UMKM, dia bisa menjadi bagian supply chain atau menjadi bagian global value chain,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu.
Caranya, lanjut dia, pelaku UMKM itu harus dibina untuk menjamin kualitas produk mereka sesuai dengan standar karena selama ini sektor usaha ini menjadi tulang punggung tapi produktivitasnya dinilai masih rendah.
Pembinaan itu bisa digenjot salah satunya melalui skema yang diterapkan Presiden Jokowi yakni kementerian termasuk BUMN hingga pemerintah daerah menjadi bantalan atau bumper bagi ekosistem UMKM ketika masa pemulihan pandemi.
“Kalau produk tidak menjamin kualitas, kasihan BUMN dan pemda, rugi tidak sesuai standar,” katanya.
Setelah itu, kata dia, UMKM harus mendapatkan akses pasar termasuk memenuhi kebutuhan pasar perdagangan elektronik atau e-commerce agar lebih banyak diisi dengan produk dalam negeri yang berkualitas.
Untuk mendapatkan akses pasar itu, kata dia, UMKM harus menjadi bagian dari rantai pasok perusahaan besar dan selanjutnya adalah kebutuhan modal menjadi tahapan berikutnya.
“Maka dia harus menjadi bagian supply chain dari perusahaan besar, karena butuh binaan, baru modal itu terakhir bukan yang utama,” ucapnya.
Apabila COVID-19 sudah berakhir, ia mengharapkan pemerintah lebih banyak memberikan insentif berupa subsidi kepada sektor usaha yang menjadi bagian dari rantai pasok perusahaan besar.
Pemerintah memberikan perhatian khusus kepada UMKM yang pada masa krisis 1998 menjadi tulang punggung ekonomi dan mampu bertahan namun sektor yang menyerap banyak tenaga kerja ini terkena dampak paling pertama saat wabah COVID-19.