Rangkasbitung, Banten (ANTARA) - Puncak perayaan tradisi Seba Badui yang dilaksanakan di Pendopo Pemkab Lebak, Banten, Sabtu malam berlangsung lancar, aman dan tertib.
"Kita berharap momentum seba ini untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa," kata Saidi Yunior, seorang tokoh adat Badui saat memimpin perayaan Seba di Pendopo Pemkab Lebak di Rangkasbitung.
Perayaan tradisi seba itu dihadiri sebanyak 1.037 orang terdiri dari warga Badui Luar (penamping) berpakaian khas hitam-hitam dan lomar atau ikat kepala berwarna biru dan Badui Dalam (Badui Jero) berpakaian putih-putih dengan lomar putih.
Selain itu juga dihadiri Bupati Lebak Iti Octavia dan pejabat organisasi perangkat daerah (OPD), Kepolisian, Kejaksaan juga perwakilan dari Kementerian Pariwisata.
Perayaan seba juga diliput sejumlah wartawan dari Prancis, Belanda dan Turki.
Pelaksanaan seba dimulai pukul 20.00 WIB hingga 21.10 WIB dan berjalan lancar.
"Kami menjalankan seba itu guna membangun hubungan baik antara pemerintah daerah dan masyarakat adat Badui," katanya menjelaskan.
Menurut dia, perayaan seba itu merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan hasil komoditas pertanian ladang yang melimpah.
Oleh karena itu, masyarakat Badui yang hidupnya mengandalkan pertanian ladang huma menyerahkan hasil pertanian, seperti pisang, talas, beras huma, laksa dan sayur-sayuran.
"Penyerahan hasil bumi itu untuk Bupati Iti Octavia sebagai "Ibu Gede" juga pejabat lainnya," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia mengatakan pemerintah daerah tetap melindungi masyarakat Badui karena bagian warga Lebak yang harus diperhatikan untuk kesejahteraan mereka.
Masyarakat Badui hingga kini tetap lestari dan menjaga hutan dan alam agar tidak menimbulkan kerusakan yang bisa menimbulkan bencana alam.
"Kami minta warga Badui tetap menjaga adat dan melestarikan hutan dan alam," katanya.
Puncak perayaan Seba Badui lancar
Sabtu, 4 Mei 2019 23:48 WIB
Perayaan tradisi seba itu dihadiri sebanyak 1.037 orang terdiri dari warga Badui Luar (penamping) berpakaian khas hitam-hitam dan lomar atau ikat kepala berwarna biru dan Badui Dalam (Badui Jero) berpakaian putih-putih dengan lomar putih.