Serang (ANTARA) - Ratusan kepala keluarga di Kampung Kadutukon, RT 01/ RW 02, Desa Sangiang, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten kesulitan mengakses air bersih yang dibutuhkan untuk memenuhi keperluan air sehari-hari warga sekitar.
Zaenal, warga setempat mengatakan, warga kampung sekitar memanfaatkan aliran air dari pipanisasi untuk kebutuhan air mandi dan cuci yang dialirkan ke pipa PVC, yang ditimbun di pinggir jalan.
Namun kini, warga mengalami kesulitan mengakses air bersih karena pipa yang dipasang di sekitaran aliran sungai Mancak menuju jalan perkampungan mengalami kerusakan. Akibat sebagian pecah, dan sebagian lagi terbawa arus air sungai.
Meski demikian, warga hanya bisa pasrah memanfaatkan saluran pipanisasi yang terpasang walaupun kondisinya sudah memprihatinkan, karena aliran air dari saluran pipanisasi ini adalah satu-satunya sumber air bagi warga.
"Iya kami di sini sudah lama kesulitan akses air bersih. Karena untuk kampung kami itu kan airnya bersumber dari aliran sungai dari Gunung Mancak yang dialirkan dengan saluran pipanisasi PVC dengan jarak kurang lebih 2 kilometer. Jadi sekarang itu kondisinya pecah, sering juga pipa yang di sungai terbawa arus," kata Zaenal, kepada Antara Banten, Kamis.
Baca juga: Andra Soni siapkan program "Asa Bisa" untuk pemerataan air bersih
Sementara itu, Nasir, warga lainnya menjelaskan untuk mencukupi kebutuhan air minum sehari-hari warga sekitar memanfaatkan keberadaan sumber air sumur yang berlokasi di dekat sungai, selain juga membeli air galon isi ulang.
"Kalau untuk mandi, cuci kan dari aliran sungai lewat pipanisasi itu, tapi kalau untuk kebutuhan minum, masak kami warga kadang ambil air bersih dari sumur, sebagian ada juga yang beli air galon isi ulang," jelas Nasir.
Untuk itu warga berharap, pemerintah bisa membantu warga untuk bisa melakukan pembaruan pipa dari PVC ke pipa HDPE.
"Ya kami bersama warga di sini sangat berharap, agar pemerintah bisa membantu warga melakukan pembaruan pipa dari PVC ke HDPE diameter ukuran 3 inch, dengan kebutuhan kurang lebih sepanjang 3 sampai 4 kilometer. Itu kami butuhkan karena kalau PVC itu mudah pecah dan mudah terbawa arus air," tambah Nasir.
Untuk itu Asep bersama warga lainnya Syahril dan Sopiyan, berharap agar kebutuhan pipa HDPE dengan diameter 3 inch sepanjang 3 sampai 4 kilometer tersebut bisa difasilitasi pemerintah.
"Kami harap bisa ada solusi untuk warga terkait persoalan kebutuhan pipa HDPE untuk akses air pipa ini. Pipa ini akan kami pakai untuk jaringan pipa air baru, yang kami tarik sampai ke ujung sungai, di bawah gunung yang airnya masih jernih, tidak seperti sekarang, air keruh, tidak bisa untuk dikonsumsi," harap Asep.
Baca juga: 900 KK di Dadap Tangerang krisis air bersih