Harus lebih klinis
Ketidakhadiran Salem bisa membuat kolom Calvin Verdonk-Justin Hubner-Yakjob Sayuri leluasa bermanuver di koridor kanan permainan Garuda.
Sayang, debutan Kevin Diks yang tampil cemerlang saat melawan Jepang, absen mengisi sayap kiri permainan Garuda. Tapi masih ada yang lain, termasuk Sandy Walsh.
Saudi sendiri masih memiliki pemain-pemain berbahaya seperti Saleh Al-Shehri dan Musab Al-Juwayr, yang diturunkan sebagai starter kala melawan Australia.
Al-Shehri mencetak 4 gol dalam putaran kedua, sedangkan Al-Juwayr mencetak satu gol pada putaran ketiga.
Saudi juga berbahaya dalam bola mati di mana pemain bertahan mereka, seperti Hassan Kadesh, bisa menutup tumpulnya lini serang Green Falcons.
Kadesh mencetak dua gol ke gawang China, yang semuanya dari bola mati, tepatnya sepak pojok. Dua golnya adalah bagian dari tiga gol yang dibuat Saudi selama putaran ketiga.
Jumlah gol Saudi itu kalah banyak dari Indonesia yang sudah memasukkan empat gol.
Tapi Saudi lebih tangguh dalam menjaga pertahanan. Mereka baru kebobolan 4 gol, sedangkan Indonesia sudah kemasukan 9 gol.
Baca juga: Timnas Indonesia harus akui keunggulan Jepang 0-4
Dengan statistik seperti ini, langkah terbaik yang dilakukan Shin Tae-yong adalah memasang lagi tiga bek tengah dan mendorong pemain-pemainnya lebih klinis dalam memanfaatkan peluang.
Kala melawan Jepang, Indonesia gagal mengonversi tiga peluang emas.
Hal seperti itu tak boleh lagi terjadi kala menghadapi Saudi yang berperingkat jauh lebih rendah dari Jepang dan tampil tidak konsisten setelah menumbangkan Argentina pada Piala Dunia 2022.
Dalam urusan menciptakan peluang, Indonesia sedikit lebih unggul ketimbang Saudi.
Dari lima pertandingan putaran ketiga Piala Dunia 2026, Ragnar Oratmangun cs membuat 18 peluang emas dari total 40 peluang, sedangkan Saudi menciptakan 14 peluang emas dari total 48 peluang.
Kini tinggal bagaimana lini serang pimpinan Rafael Struick meningkatkan keklinisan dalam menuntaskan peluang.
Mereka harus lebih tenang lagi kala melalui situasi-situasi kritis di depan gawang lawan. Ketenangan serupa dibutuhkan di depan benteng pertahanan, seperti terlihat pada empat pertandingan sebelum dikalahkan Jepang.
Garuda juga perlu melupakan dulu beban lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 untuk bermain lepas sebagai underdog, sambil memanfaatkan bonus atmosfer super positif di GBK.
Baca juga: Timnas Arab Saudi tiba di Indonesia