Polda Banten menggelar simulasi sistem pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang menitikberatkan pada antisipasi kerawanan di titik tempat pemungutan suara (TPS).
"Kerawanan-kerawanan yang mungkin terjadi sudah kami antisipasi dari sekarang, baik itu di kantong-kantong pendukung maupun di TPS. Kami juga sudah meng-cluster (mengelompokkan) kira-kira TPS mana yang rawan dan rawan sekali," ujar Kapolda Banten Irjen Pol. Suyudi Ario Seto di Serang, Selasa.
Dengan simulasi pengamanan ini, dia berharap anggota kepolisian di wilayah Polda Banten dapat memahami tindakan atau langkah-langkah dalam pengamanan pilkada pada tanggal 27 November 2024.
Baca juga: Ditpolairud Polda Banten evakuasi enam nelayan meninggal di KM Sri Mariana
Selain di kawasan TPS, kata Irjen Pol. Suyudi, juga mengantisipasi ancaman teror dalam pelaksanaan pilkada serentak. Dalam hal ini bekerja sama dengan Densus 88 Polri dan jajaran TNI.
Dalam gelar simulasi pengaman tersebut melibatkan 2.000 personel kepolisian. Namun, Kapolda mengatakan bahwa pihaknya akan mengerahkan total 5.000 personel dalam pelaksanaan pengamanan pilkada serentak.
Irjen Pol. Suyudi mengemukakan bahwa pihaknya telah berupaya membekali anggota.
Baca juga: Ditpolairud Polda Banten evakuasi mayat WNA di Pantai Anyer
"Semoga pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman dan kondusif. Paling tidak kondisi yang terburuk sudah dilatihkan kepada seluruh anggota. Mudah-mudahan hal ini dapat diantisipasi dengan baik," ujar dia.
Dalam pengamanan pilkada, Polda Banten juga mempersiapkan penebalan personel apabila terdapat kericuhan dari hasil penghitungan suara. Hal ini berkaca dari permasalahan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan pemilu anggota legislatif sebelumnya di wilayah tersebut.
Dalam simulasi tersebut, personel Polda Banten beraksi dalam penanganan calon kepala daerah yang hendak berorasi, mulai dari tindakan agresif pendukung maupun ancaman dari jarak dekat seperti penusukan atau peledak dengan membuat barier dan mengerahkan unit K-9.
Selanjutnya personel Polda Banten mengamankan jalannya pemungutan suara dari pihak-pihak yang mengganggu keamanan dan ketertiban penyelenggaraan pesta demokrasi.
Baca juga: Pengamanan pilkada jadi fokus utama Kapolda Banten Irjen Suyudi
Baca juga: Pengamanan pilkada jadi fokus utama Kapolda Banten Irjen Suyudi
Simulasi demonstrasi atas hasil penghitungan suara juga dilakukan. Hal ini untuk mengantisipasi massa yang mengganggu keamanan dan kondusivitas dengan melibatkan anggota Brimob dan water cannon (meriam air) untuk mengurai massa.
Jika pelaksanaan pilkada kacau seperti adanya penyanderaan hingga teror bom, kata dia, Densus 88, Bidokkes Polri, hingga tim Jibom dikerahkan untuk situasi tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar menyatakan kesiapan dukungan dalam hal pembiayaan pelaksanaan pilkada serentak di wilayahnya.
Al Muktabar mengharapkan partisipasi semua pihak untuk menjaga kondusivitas suasana pesta demokrasi. Pasalnya, Banten merupakan barometer nasional dengan penduduk lebih dari 12,5 juta jiwa.
"Tadi saya menitipkan pesan kepada Kapolda, TNI, dan segenap warga untuk menjaga stabilitas daerah. Ini adalah kata kunci dalam hal melaksanakan berbagai aktivitas, termasuk dalam rangka menyongsong pemilu kepala daerah tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," ujar Al Muktabar.
Baca juga: Banten kemarin, pelimpahan kasus investasi bodong hingga gerakan makan ikan
Baca juga: Banten kemarin, pelimpahan kasus investasi bodong hingga gerakan makan ikan