Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Banten, mencatat 2.794 anak bawah lima tahun (balita) positif kurang gizi sehingga berpotensi menimbulkan peningkatan prevalensi stunting dan berdampak terhadap derajat kualitas kesehatan mereka.
"Balita yang mengalami kekurangan gizi mudah juga terserang berbagai penyakit penyerta," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Lebak Nurul Isnaeni di Rangkasbitung, Lebak, Jumat.
Menurutnya, penyebab anak balita mengalami kekurangan gizi karena pola asuh yang salah, seperti anak tidak diberikan makanan yang bergizi dan kurang protein.
Baca juga: Kasus DBD di Lebak tembus 1.876 orang, enam meninggal
Baca juga: Kasus DBD di Lebak tembus 1.876 orang, enam meninggal
Untuk itu pemerintah daerah (pemda) melakukan sebelas intervensi terhadap balita kekurangan gizi itu agar tidak menimbulkan prevalensi stunting baru untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045.
Kesebelas intervensi itu yaitu pertama pada remaja dengan melakukan kegiatan aksi bergizi. Kedua pemberian Tablet Tambah Darah (TTD). Ketiga memberikan edukasi dan dilakukan skrining HB terhadap remaja.
Keempat, ibu hamil harus ditangani dokter puskesmas maupun klinik dengan dilakukan enam kali pemeriksaan kehamilan, juga dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi kesehatan janin.
Kelima, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama dua tahun. Keenam, pemberian imunisasi lengkap. Ketujuh, pemantauan pengukuran badan. Kedelapan, sanitasi dan air bersih. Kesembilan, pendataan dan kesepuluh pemberian makanan tambahan (PMT), serta kesebelas pemberian edukasi.
"Kami menilai intervensi itu bisa tidak melahirkan balita kekurangan gizi maupun stunting," kata Nurul.
Baca juga: Astra Tol Tamer serahkan bantuan untuk sekolah di Lebak
Baca juga: Astra Tol Tamer serahkan bantuan untuk sekolah di Lebak
Pihaknya berharap semua elemen masyarakat bisa membantu intervensi pemerintah setempat guna tidak melahirkan anak yang mengalami kekurangan gizi maupun tengkes.
Selama ini buruknya fasilitas sanitasi dan hasil survei dari 345 desa/kelurahan di Lebak, warga yang sudah memiliki jamban sehat sekitar 33 persen dan sisanya 67 persen masih Buang Air Besar (BAB) di kebun maupun sungai.
Selain itu juga tingginya pernikahan usia dini, meski pemda menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) untuk sosialisasi pernikahan untuk perempuan 19 tahun dan laki 21 tahun.
Berdasarkan data Dinkes Lebak 2023, tercatat 2.794 balita kekurangan gizi, 445 balita mengalami gizi buruk, dan 3.736 balita stunting
Baca juga: Tangani stunting, Pemprov Banten alokasikan anggaran Rp698 miliar
Baca juga: Tangani stunting, Pemprov Banten alokasikan anggaran Rp698 miliar