Ada banyak faktor yang dipercaya dapat meningkatkan risiko seorang wanita untuk mengidap kanker payudara diantaranya faktor genetik seperti memiliki ibu, nenek, atau keluarga dekat dengan riwayat kanker payudara.
Umur semakin tua seseorang maka semakin tinggi juga risiko mereka mengalami kanker payudara. Riwayat pengobatan tertentu seperti pengobatan radioterapi (radiasi) dan pengobatan terapi hormon.
Sistem reproduksi, wanita yang mengalami menstruasi lebih awal atau menopause lebih lama juga diketahui lebih berisiko mengalami kanker payudara. "Berat badan wanita yang memiliki berat badan berlebih akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara," ujarnya.
Baca juga: Ingin periksa kanker payudara gratis? datang ke Puskesmas Cipondoh Tangerang
Ia menuturkan kanker payudara bisa dideteksi dengan melakukan SADARI atau perikSA payuDAra sendiRI yaitu metode pemeriksaan payudara secara mandiri dengan meraba dan mendeteksi adanya benjolan atau tekstur yang tidak normal.
Metode SADARI akan sangat berguna bagi orang yang memiliki risiko kanker payudara karena pelaksanaan metode ini cukup efektif untuk dilakukan.
Seorang wanita dapat melakukan SADARI pada saat masih menstruasi di hari ke 7 - 10 hari setelah hari pertama menstruasi.
Metode ini dilakukan dengan meraba area payudara menggunakan telapak tangan untuk mendeteksi secara awal kondisi payudara apakah ada benjolan, perubahan tekstur, hingga warna yang abnormal.
Baca juga: Mandaya Hospital Tangerang hadirkan layanan bedah kanker payudara