Pengelola Pondok Pesantren (Ponpes) Khozanaturahmah Al Idrus Cilangkap, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten membutuhkan bantuan untuk pembangunan gedung asrama santri setelah terjadi kebakaran.
"Kita berharap ada dermawan yang peduli terhadap pendidikan di ponpes ini untuk kembali membangun asrama santri yang dilalap api," kata pengelola Ponpes Khozanaturahmah Al Idrus Kabupaten Lebak Ustad Fuad di Lebak,Selasa.
Saat ini, katanya, santri yang mengikuti proses belajar terpaksa menggunakan ruangan yang lain dengan kondisi cukup memprihatinkan.
Baca juga: Belajar mengajar di Ponpes Al Zaytun diminta tetap berjalan
Para santri belajar dengan ruangan yang tidak layak itu tentu konsentrasi belajar menjadi tidak maksimal.Baca juga: Belajar mengajar di Ponpes Al Zaytun diminta tetap berjalan
Oleh karena itu, ia berharap adanya bantuan dan uluran tangan para dermawan maupun pemerintah setempat, sehingga bisa kembali membangun gedung asrama santri yang terbakar pada Kamis (27/7). Gedung ponpes yang terbakar itu rata dengan tanah. Ada delapan ruangan akibat korsleting arus pendek.
Sedangkan bantuan dari Baznas Kabupaten Lebak yang diterimanya belum mencukupi. "Kita membutuhkan dana sekitar Rp150 juta untuk membangun gedung asrama santri itu," kata Fuad.
Baca juga: Ribuan Ulama dan Pimpinan Ponpes di Banten Doakan Ganjar Jadi Presiden
Baca juga: Ribuan Ulama dan Pimpinan Ponpes di Banten Doakan Ganjar Jadi Presiden
Menurut dia, proses pembelajaran itu dikelola secara tradisional seperti umumnya ponpes di Kabupaten Lebak.
Para santri belajar ilmu-ilmu dasar untuk mampu membaca kitab gundul dengan mengaji ilmu alat, seperti nahwu, amil jurumiah, sorop, ngelal, hingga alpiah.
Para santri juga mempelajari kitab-kitab karangan ulama Banten Syech Nawawi Al Banten, di antaranya bidang fikih kitab Fathil Qarib al-Mujib dan Nihayatuzzain dan lainnya. Selain itu, juga mengaji kitab fathul muin karangan Ahmad Zainuddin Alfannani dan tafsir Alquran.
Baca juga: PT Jasa Raharja Cabang Banten Berbagi berkah Ramadhan Bersama Anak Yatim di Ponpes Darul Salafiyah
Proses pembelajaran tersebut dimulai pagi, siang, sore, dan setelah shalat Isya, namun bagi santri yang melanjutkan pendidikan umum dari SD sampai Perguruan Tinggi memiliki jadwal tertentu.
Sebab, ujar dia, santri yang berjumlah 70 orang itu kebanyakan warga setempat dan sebelum pandemi COVID -19 ada dari Sumatera, Jakarta, Depok dan Bekasi. "Semua santri yang belajar di sini tanpa dipungut biaya, dan untuk membayar listrik ditanggung paman," kata Kiyai Fuad.Sementara itu, Dede (22) salah satu santri Khozanaturahmah Al Idrus Kabupaten Lebak mengaku dirinya mampu meraih juara dalam lomba baca Alquran pada MTQ tingkat kabupaten.
Dede mengaku terus memperdalam bacaan, langgam dan seni Alquran. "Kami berharap ke depan bisa mewakili tingkat provinsi dan nasional dalam lomba seni baca Alquran pada penyelenggaraan MTQ," kata Dede.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengelola ponpes di Lebak butuh bantuan setelah kebakaran