Serang 12/9 (AntaraBanten) - Produksi jagung di Provinsi Banten mencapai 11.754 ton dari tanaman seluas 3.091 hektare per musim panen, kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Kanim Diarna.
"Kami terus mengembangkan jagung jenis varietas hibrida guna meningkatkan ekonomi masyarakat setempat," kata Kanim Diarna di Serang, Jumat.
Ia mengatakan pihaknya menargetkan pasokan jagung yang didatangkan dari petani lokal karena saat ini masih dipasok dari luar daerah.
Ia mengatakan potensi pengembangan jagung hibrida di Provinsi Banten sangat terbuka karena lahan begitu luas. Namun, saat ini petani masih kurang melirik budi daya tanaman jagung,padahal permintaan pasar cukup tinggi.
Selain itu, katanya, juga petani belum mampu menggunakan teknologi pertanian sehingga berpengaruh terhadap produktivitas.
Karena itu, pihaknya mengoptimalkan penyuluhan dan pembinaan agar petani mau mengembangkan jagung guna mendorong kesejahteraan.
"Kami berharap ke depan petani Banten bisa memenuhi kebutuhan jagung untuk pasar lokal dan tidak mendatangkan dari luar daerah," katanya.
Ia menyebutkan bahwa saat ini produksi jagung di Provinsi Banten tercatat 11.754 ton per musim panen dari tanam seluas 3.091 hektare dengan rata-rata 3,63 ton per hektare.
Sebagian besar sentra penghasil jagung di Provinsi Banten adalah Kabupaten Serang, karena mereka petani sudah mendapat pelatihan dan bantuan benih jagung.
Saat ini, kata dia, pemasaran jagung sudah bekerja sama dengan perusahaan pakan unggas.
Bahkan, katanya, perusahaan pakan unggas siap menampung harga cukup bagus sehingga menguntungkan pendapatan petani.
"Kami bekerja keras produksi jagung akan ditingkatkan melalui teknik budibdaya juga bantuan-bantuan benih kepada petani," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pihaknya tak henti-hentinya memberikan penyuluhan kepada petani agar beralih pola tanam, seperti jagung karena permintaan pasar dan pabrik pakan cukup tinggi.
"Saya mendorong petani terus mengembangkan budi daya jagung untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga mereka," katanya.
Ia menyebutkan bahwa saat ini, produksi jagung di wilayahnya hanya mampu 2,4 ton per hektare, sehingga ditargetkan tahun 2014 mencapai 4 ton per hektare.
Peningkatan produksi itu tentu harus dipenuhi sarana dan prasarana pertanian, termasuk penggunaan teknologi.
Sebab petani jagung, ujar dia, hingga kini belum optimal mengggunakan penerapan teknologi yang mengakibatkan produktivitas sangat rendah.
Sedangkan, kata dia, di negara-negara maju, produktivitas jagung delapan ton per hektare.
"Dengan teknologi itu tentu petani bisa meningkatkan produktivitasnya," ujarnya.
Sukri (45) seorang petani Desa Malingping Utara, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, mengaku program Tentara Membantu Ketahanan Pangan (TMKP) dipastikan dapat meningkatkan produksi jagung.
Selain itu juga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi petani setempat.
"Kami melalui program TMKP mendapat bantuan seluas satu hektare tanaman jagung," katanya
Produksi Jagung Di Banten 11.754 Ton
Jumat, 12 September 2014 14:05 WIB