Serang (AntaraBanten) - Bank Indonesia (BI) menyatakan kondisi perbankan di Banten pada triwulan II-2014 secara umum baik meskipun sejumlah indikator kinerja menunjukkan pertumbuhan yang melambat.
Kepala Perwakilan BI Banten, Budiharto Setyawan kepada wartawan di Serang, Rabu, menjelaskan aset bank umum tercatat mengalami pertumbuhan 20,33 persen (yoy), atau melambat dibandingkan triwulan I-2014 yang tumbuh 21,17 (yoy).
Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan juga melambat atau mencapai sebesar 20,59 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2014 yang mencapai 22,65 persen (yoy).
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun bank juga tercatat mengalami perlambatan yaitu mencapai 24,77 persen (yoy) dibandingkan triwulan I-2014 yang mencapai 25,11 persen (yoy).
Budiharto menyebutkan rasio penyaluran kredit terhadap DPK atau LDR (loan to deposit ratio) mengalami peningkatan dari 69,96 persen pada triwulan I-2014 menjadi 70,95 persen triwulan II-2014.
Peningakatan tersebut didukung oleh meningkatnya LDR perbankan konvensional dan juga FDR (financing to deposit ratio) perbankan syariah.
Di sisi lain terjadi peningkatan non performing loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah pada triwulan II-2014 ke posisi 1,91 persen dari sebelumnya 1,8 persen.
"Meskipun meningkat, rasio kredit bermasalah tersebut berada pada tingkat yang cukup terkendali karena masih berada di bawal lima persen," katanya.
Mengenai suku bunga simpanan, Budiharto mengatakan secara umum menunjukkan peningkatan yaitu dari 4,43 persen menjadi 4,65 persen.
"Sejalan dengan suku bunga simpanan, suku bunga kredit secara umum juga meningkat dari posisi 13,2 persen menjadi 13,3 persen pada periode laporan," katanya.
Tentang kredit untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), ia mengatakan penyalurannya tumbuh 17,41 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan I-2014 yang mencapai 14,35 persen.
"Nilai kredit pada triwulan II-2014 UMKM tercatat Rp16,55 triliun," kata Budiharto seraya menambahkan jenis penggunaannya sebagian besar disalurkan untuk modal kerja.