Jakarta (ANTARA) - Ketua Satgas Waspada Investigasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam L. Tobing mengatakan investasi bodong bisa dideteksi masyarakat melalui ciri-ciri yang melekat.
"Salah satu cirinya mbal hasil investasi yang diberikan atau dijanjikan berada di luar batas kewajaran dan biasanya diberikan dalam waktu singkat," kata Tongam di Jakarta, Kamis.
Berikutnya, adanya keharusan bagi investor untuk merekrut anggota yang lain.
Ciri lainnya, tidak dijelaskan di mana perusahaan berada, cara mengelola investasi, dan siapa pengurusnya.
Kemudian, kegiatan investasi yang dilakukan menyerupai skema ponzi atau money game.
Selanjutnya, apabila berbentuk barang, barangnya berkualitas rendah. Dan terakhir, bonus atau imbal hasil investasi hanya bisa dicairkan apabila kita merekrut atau mengajak anggota baru.
Menurut data OJK pula, praktik-praktik investasi bodong telah merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp117,4 triliun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Angka ini lebih besar dari APBD DKI Jakarta pada 2021 (Rp84,19 triliun) dan hampir 12 kali lipat dari anggaran penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 (Rp10,43 triliun).
Tentu angka yang fantastis ini sudah selayaknya menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan di dalam ekosistem jasa keuangan. Perlu adanya langkah-langkah nyata agar tidak ada lagi masyarakat, termasuk kita, yang menjadi korban berikutnya.
"Musuh terbesar yang dihadapi oleh pelaku industri bukanlah kompetitornya, namun investasi bodong yang jelas-jelas menggunakan cara-cara yang salah dan merugikan masyarakat," kata Sigit Kouwagam, CEO Bibit.id.
Dalam kaitannya dengan upaya-upaya menjauhkan masyarakat dari investasi bodong, Bibit terus menggencarkan berbagai inisiatif edukasi dan literasi. Inisiatif-inisiatif ini disosialisasikan melalui kanal-kanal informasi resmi milik Bibit lewat program-program seperti Live Instagram, acara webinar tentang pentingnya berinvestasi, kelas edukasi untuk memahami reksa dana, dan newsletter yang Bibit kirimkan secara rutin kepada para penggunanya.
Selama tahun 2021, Bibit menyelenggarakan lebih dari 80 sesi edukasi kepada masyarakat.
Selain itu, Bibit menyediakan live customer support 24/7 agar setiap pengguna yang ingin bertanya dan mengkonfirmasi investasi yang mencatut nama Bibit dapat dilayani dengan baik.
Bibit juga memiliki tim edukasi finansial yang beranggotakan mereka yang memiliki latar belakang dan keahlian di bidang investasi dan keuangan.
Dalam hubungannya dengan regulator, Bibit secara aktif dan berkelanjutan melakukan koordinasi dengan Satgas Waspada Investasi OJK untuk melaporkan dan menindaklanjuti pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan atau mencatut nama Bibit untuk mengelabui masyarakat.
"Semua inisiatif yang Bibit lakukan dilakukan untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang aman, inklusif, dan bertanggung jawab sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat mulai membangun masa depan keuangan yang lebih baik dengan cara-cara investasi yang benar. Pekerjaan rumah untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat memang masih belum selesai. Kami akan melanjutkan inisiatif-inisiatif edukasi dan literasi ini di tahun 2022 dan tahun-tahun selanjutnya," tutup Sigit.
Satgas OJK sampaikan ciri investasi bodong
Kamis, 2 Desember 2021 20:28 WIB
Praktik-praktik investasi bodong telah merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp117,4 triliun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir