Jakarta (ANTARA News) - Penyanyi terkenal, Rossa berencana akan mengembangkan dan menggarap serius bisnisnya melalui Diva Family Karaoke yang ditargetkan akan membangun 50 outlet baru dalam tiga tahun ke depan.
"Diva Family Karaoke baru berdiri setahun lalu, namun sambutan masyarakat sangat besar sehingga kita berencana untuk mempercepat membangun outlet-oulet baru," kata Rossa yang bernama asli Sri Rossa Roslaina Handiyani kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Rossa mengatakan, Diva Family Karaoke dibangun dalam rangka memberikan alternatif hiburan bagi masyarakat Indonesia melalui fasilitas yang bersih, modern dan canggih, dengan harga terjangkau.
Bahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) akan memberikan penghargaan sebagai pemegang merek karaoke pertama di Indonesia yang secara estafet meresmikan lima outlet baru sekaligus dalam waktu satu hari, yang akan diserahkan pada tanggal 2 Desember mendatang.
Pada awal tahun 2013, jumlah outlet DIVA Karaoke diprediksi akan menembus 30 outlet atau telah melebihi 50 persen dari target semula.
"Respon konsumen positif dan prospek bisnis ini juga bagus. Kami yakin target 50 outlet bisa tercapai kurang dari tiga tahun," kata wanita kelahiran Sumedang, 9 Oktober 1978.
Dia menjelaskan, dengan semakin luasnya jangkauan DIVA Karaoke, diharapkan dapat memudahkan konsumen di penjuru tanah air untuk mendapatkan hiburan yang berkualitas.
“DIVA Karaoke akan merayakan ulang tahun pertamanya bulan Desember nanti. Untuk itu, kami telah menyiapkan serangkaian acara istimewa, yang khusus dipersembahkan bagi konsumen loyal DIVA karaoke," kata Rossa.
Rangkaian kegiatan ulang tahun pertama DIVA Karaoke, diawali dengan pemecahan rekor MURI pada 2 Desember mendatang melalui peresmian 5 outlet baru secara estafet di Jakarta, lalu disusul dengan kegiatan bakti sosial di bulan Desember dan Februari 2013 mendatang.
Puncak dari kegiatan ulang tahun DIVA adalah program “DIVA Superstarâ€, yang merupakan kegiatan pencarian bakat di dunia tarik suara. “DIVA Superstar adalah program kami yang sangat spesial.
"Tunggu tanggal mainnya ya," kata Rossa.
Saat ini jumlah outlet DIVA yg sudah beroprasi mencapai 19 outlet yang tersebar pada beberapa kota besar di Indonesia.
Hingga akhir 2012, total outlet DIVA yang beroperasi direncanakan mencapai 26 outlet, termasuk 5 outlet baru di Jakarta dan sekitarnya, yaitu di Bekasi. Kalibata City, Salemba, Thamrin City dan Alam Sutera.
Sedangkan untuk pengembangan di luar Jakarta, kata Rossa, sudah ada beberapa sebagian di pulau Jawa, kemudian Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi (Manado), juga akan dibangun di Jayapura Provinsi Papua.
Selain dilakukan sendiri, kehadiran outlet-outlet baru di daerah DIVA juga melibatkan (kerjasama) dg investor lokal dengan pola franchise.
"Setidaknya dibutuhkan investasi sekitar Rp4 sampai Rp5 miliar untuk kehadiran satu outlet DIVA. Investasi ini kami perkirakan bisa balik dalam waktu 3 tahun paling lama," tuturnya.
Rossa mengatakan, untuk kerja sama pihaknya mensyaratkan lokasi harus bagus dengan luas sekitar 800 meter persegi dengan masa franchise selama lima tahun namun dapat diperpanjang, serta royalti 8 persen dari pendapatan.
"Angka Rp4-5 miliar itu sudah termasuk lokasi, peralatan, izin, pemasangan billboard, listrik untuk perpanjangan cukup menambah investasi Rp150 juta untuk jangka waktu lima tahun," ujar dia.
Rossa menjelaskan, investor hanya cukup menyediakan setoran awal Rp300 juta, kemudian setiap bulan Rp30 juta untuk menjalakan karaoke melalui sistem kerja sama.
Selebriti lulusan Fisip UI ini menjelaskan pihaknya juga menyediakan jasa konsultansi apabila dalam kerja sama ini ada investor yang mengalami kesulitan dalam mencapai target.
"Namun umumnya kerja sama ini menguntungkan, investor rata-rata dalam waktu tiga tahun sudah mencapai BEP, bahkan ada yang hanya membutuhkan waktu dua tahun saja investasinya sudah kembali," ujar dia.
Rossa mengatakan, untuk satu outlet karakoke keluarga membutuhkan minimal 40 tenaga kerja termasuk mereka yang berkerja di bagian dapur sehingga kehadiran sejumlah outlet akan memberikan kontribusi penyediaan lapangan kerja.