Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfriman menyatakan penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk tabungan seri ST007 ditargetkan mencapai R2 triliun.
“Target ST007 sebesar Rp2 triliun,” katanya kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Kemenkeu tegaskan reformasi kebijakan pondasi capai Indonesia Maju 2045
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk tabungan seri ST007 memiliki masa penawaran mulai 4 November hingga 25 November 2020 dengan tenor dua tahun atau jatuh tempo 10 November 2022.
ST007 memiliki kupon mengambang dengan periode pertama pada 10 Januari 2021 dan 10 Februari 2021 yang berlaku sebesar 5,5 persen atau sesuai BI 7 days reverse repo rate pada penetapan 4 persen ditambah spread 150 bps.
Penjualan ST007 dalam rangka pembiayaan proyek hijau APBN tersebut dapat dipesan kepada 31 mitra distribusi melalui e-SBN dengan minimum pemesanan Rp1 juta dan maksimum Rp3 miliar.
Luky mengimbau masyarakat yang masih memiliki kelebihan dana dan ingin berinvestasi dapat berkontribusi dalam membiayai APBN dengan membeli instrumen yang diterbitkan pemerintah.
Ia menjelaskan pemerintah melakukan diversifikasi dalam rangka mengelola risiko defisit APBN melalui penerbitan SBN berbentuk valas, rupiah, konvensional, hingga sukuk atau berbasis syariah.
“Itu bagian dari diversifikasi upaya pengelolaan portfolio dari pemerintah,” ujarnya.
Kemenkeu: Penjualan sukuk tabungan ST007 ditargetkan Rp2 triliun
Rabu, 4 November 2020 15:15 WIB
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk tabungan seri ST007 memiliki masa penawaran mulai 4 November hingga 25 November 2020 dengan tenor dua tahun atau jatuh tempo 10 November 2022