Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan peringatan Hari Santri Nasional menjadi momentum syukur bagi umat Islam karena peran santri yang turut berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia diakui oleh negara, meskipun harus menunggu 70 tahun untuk mendapat pengakuan tersebut.
Ma'ruf Amin dalam peringatan Hari Santri Nasional yang diselenggarakan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) secara virtual, Kamis, mengatakan Hari Santri Nasional ditetapkan untuk memperingati penerbitan fatwa oleh KH Hasyim Asyari pada 22 Oktober 1945 agar umat Islam ikut berperang jihad melawan penjajah, yang puncaknya terjadi pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
Baca juga: Ma'ruf Amin berpesan agar pesantren jadi pusat pendidikan, dakwah, ekonomi rakyat
"Tanggal 10 November itu kemudian dijadikan sebagai Hari Pahlawan, tetapi 22 Oktober belum ditetapkan, baru tahun 2015 Hari Santri muncul. Walaupun sesudah 70 tahun, kita bersyukur bahwa peran santri di dalam perjuangan membela negara (Indonesia) melawan penjajah, memperoleh pengakuan dari negara," kata Ma'ruf Amin di Jakarta, Kamis.
Pernyataan Wakil Presiden Ma'ruf Amin itu juga disiarkan secara virtual dalam acara Seminar Internasional Santri Millenial di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Kabupaten Serang, Banten, dan terhubung melalui konferensi video.
Pengakuan tersebut, lanjut Ma'ruf Amin, menunjukkan bahwa peran santri tidak hanya terbatas sebagai tokoh agama dan tokoh dakwah; melainkan juga mampu ikut berjuang bersama para pahlawan dalam merebut kemerdekaan bangsa.
"Perjuangan yang dilakukan para santri tersebut merupakan bentuk jihad karena pada masa itu penjajahan terhadap rakyat Indonesia harus diakhiri. Namun, kini jihad yang harus dilakukan para santri adalah membawa perubahan lebih baik terhadap pembangunan bangsa," kata Wapres.
Pada waktu itu, menurut dia, jihad adalah perang melawan Belanda, maka jihad sekarang ini esensinya yaitu dalam rangka perbaikan dan perubahan.
Oleh karena itu, Wapres berharap pondok pesantren yang saat ini berjumlah hingga 28.000 tersebar di seluruh wilayah Indonesia dapat ikut membawa perubahan dan mendorong pembangunan nasional secara merata, dengan menjadikan pesantren sebagai pencetak santri berkualitas, pusat dakwah dan pusat pengembangan ekonomi kerakyatan.
Telkomsel yang turut berpartisipasi pada seminar Internasional Santri Minellial peringatan hari Santri nasional tersebut memberikan Kartu Perdana Merdeka Belajar Jarak Jauh untuk 16.000 santri dari seluruh pondok pesantren di Propinsi Banten.
Bantuan Kartu Perdana Merdeka Belajar Jarak Jauh ini diserahkan secara simbolik langsung di Ponpes An-Nawawi Tanara Serang oleh Kuntum Wahyudi, General Manager Consumer Sales Western Jabotabek kepada Gus Syauqi Ma’ruf Amin selaku Ketua Pelaksana Peringatan Hari Santri Nasional 2020.
Di samping itu, Telkomsel juga berperan aktif dalam memaknai Hari Santri Nasional melalui kolaborasi dengan SiMaC. Salah satu inisiatif yang dilakukan Telkomsel bersama SiMaC adalah menjalankan program pelatihan daring untuk para santri. Topiknya mencakup pembangunan situs web, optimasi media sosial, desain grafis, videografi, hingga kewirausahaan.
Di sini, Telkomsel mengambil peran dengan menghadirkan solusi cloud storage CloudMAX sebagai fasilitas pendukung untuk penyediaan materi pembelajaran.
Inisiatif lainnya yang sudah dijalankan Telkomsel bersama SiMaC adalah SIMAC LEARNING, yaitu penyediaan materi belajar jarak jauh bagi para santri. Kegiatan ini menjangkau puluhan pesantren yang tersebar di belasan titik regional di Indonesia. Nantinya, SIMAC LEARNING akan memperluas jangkauannya untuk memastikan lebih banyak lagi santri yang mampu mendapatkan manfaat aktivitas pembelajaran jarak jauh secara maksimal.
"Kami optimis kolaborasi kuat dengan SiMaC ke depan, seraya membuka pintu bagi para pemangku kepentingan lainnya untuk bergotong royong menggalakkan upaya kolaboratif. Telkomsel sebagai leading digital telco company berkomitmen dalam mengembangkan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan akan menjadi penggerak utama kami dalam menciptakan lebih banyak lagi inisiatif yang mampu mengembangkan keterampilan digital para santri Indonesia," kata Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro yang menjadi narasumber secara virtual pada acara seminar tersebut.