Lebak (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Lebak mendorong perekonomian masyarakat pedesaan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan menampung produksi usaha kerajinan aneka makanan hingga jasa perdagangan.
"Kita terus mengoptimalkan pembinaan agar usaha yang dikembangkan BUMDes mengalami kemajuan pesat, sehingga mampu mengendalikan kemiskinan dan pengangguran," kata Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lebak Rifai Artamin di Lebak, Selasa.
Selama ini, pihaknya mengapresiasi BUMDes di Desa Cikadu, Kecamatan Cibeber yang mengembangkan usaha bidang kerajinan rotan.
BUMDes lainnya ada di Desa Cirende, Kecamatan Cilograng, yang mengembangkan usaha bidang penyulingan air laut menjadi air bersih dan di Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, yang mampu mengembangkan usaha bidang konveksi.
Kehadiran BUMDes mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan dengan mengembangkan berbagai usaha kerajinan maupun 'home industry' di antaranya kerajinan jamur, abon ikan, gula semut, makanan olahan dan camilan, kerajinan bambu, telur asin, kerupuk emping, dan tikar pandan.
Selain itu juga mereka mengembangkan jasa perdagangan dengan membuka air galon, sewa kios, peralatan tenda dan kursi untuk perkawinan, pembayaran listrik serta warnet.
"Kami terus mendorong BUMDes menjadikan pusat ekonomi warga sehingga dapat mengatasi urbanisasi, kemiskinan dan pengangguran," katanya menjelaskan.
Menurut dia, saat ini, perkembangan BUMDes di Kabupaten Lebak tumbuh dan tercatat 275 dari 340 desa.
Pemerintah daerah terus mendorong agar semua desa memiliki BUMDes sehingga mampu meningkatkan Pendapat Asli Desa (PADes).
Tujuan BUMDes itu, kata dia, dapat menggali dan mengelola potensi desa agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Selama ini, kata dia, produk usaha BUMDes tersebut mampu memenuhi permintaan pasar lokal, seperti kerajinan abon ikan, gula semut dan sale pisang.
Berkembangnya usaha melalui BUMDes itu tidak lepas bantuan permodalan dari Alokasi Dana Desa (ADD) mulai Rp 10 juta hingga Rp 100 juta.
"Kami yakin dengan berkembangnya usaha di desa itu dipastikan anak-anak mereka tidak mencari pekerjaan ke luar daerah," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Rohandi menjelaskan, selama ini permintaan konveksi dan sablon di desanya sangat berkembang setelah terbentuknya BUMDes.
Bahkan, dirinya merasa kewalahan melayani permintaan dari Sukabumi.
Saat ini, kata dia, perguliran usaha konveksi dan sablon dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat pedesaan.
"Kami sangat terbantu membuka usaha ini bisa menyerap tenaga kerja hingga 20 orang dan mereka bisa menghasilkan pendapatan Rp200 ribu/hari," katanya