Omzet pendapatan pedagang kelapa di Kabupaten Lebak, Banten, naik karena meningkatnya permintaan pasar menjelang bulan suci Ramadhan.

"Kami merasa kewalahan menjelang Ramadhan banyak permintaan kelapa ke luar daerah, meski pandemi wabah COVID-19 melanda bangsa Indonesia," kata Supardi (55), seorang pedagang kelapa di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung, Lebak, Minggu.

Saat ini, pedagang menampung kelapa dari petani sehubungan meningkatnya permintaan ke luar daerah, seperti Tangerang, Bogor dan Jakarta.

Biasanya, kata dia, menampung kelapa dari petani sebanyak 5.000 butir, namun kini menjadi 10.000 butir/hari.

Produksi kelapa itu diperoleh dari petani di wilayah Lebak bagian tengah, diantaranya Kecamatan Cimarga, Leuwidamar, Muncang, Cirinten, Cileles, Gunungkencana, Bojongmanik, Malingping, Banjasari dan Rangkasbitung.

"Kami menampung kelapa petani itu dengan harga rata-rata Rp3.500/butir," katanya menjelaskan.

Menurut dia, meningkatnya permintaan pasar tersebut tentu omzet pendapatan naik sehingga mampu menyumbangkan ekonomi keluarga,termasuk lima tenaga kerja.

Selama ini, meningkatnya permintaan kelapa itu dipastikan bisa meraup keuntungan bersih Rp1,5 juta dari sebelumnya Rp750 ribu/hari dengan menjual sebanyak 10.000 butir dan modal Rp30 juta.

Komoditas kelapa kebanyakan menjelang Ramadhan itu untuk dijadikan bahan makanan kering maupun sayuran.

"Kami setiap menjelang Ramadhan bisa memasok kelapa ke luar daerah hingga menggunakan truk colt diesel," katanya.

Ahmad (45) seorang penampung kelapa warga Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak mengaku dirinya kini kewalahan karena banyak permintaan dari bandar untuk dipasok ke luar daerah,terlebih sudah mendekati Ramadhan.

Selama ini, kelapa dari Lebak memiliki keunggulan karena memiliki kadar minyak cukup tinggi, juga tidak mengeluarkan air banyak, juga daging buahnya tebal sehingga kelapa Lebak sangat cocok untuk bahan makanan campuran, seperti aneka makanan kering dan sayuran.

Bahkan, banyak pabrik makanan biskuit maupun roti di Tangerang menggunakan campuran kelapa dari Lebak.

"Kami bisa menampung kelapa hingga sebanyak 5.000 butir dari sebelumnya 2.000 butir dengan keuntungan bersih mencapai Rp2 juta dari sebelumnya Rp1 juta/minggu," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengaku saat ini jumlah populasi perkebunan kelapa milik masyarakat seluas 23.136 hektare tersebar di 28 kecamatan.

Pemerintah daerah terus mendorong masyarakat agar mengembangkan perkebunan kelapa, karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

"Kami mengapresiasi hingga kini komoditas kelapa menjadikan andalan ekonomi petani," katanya.


 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020