Pemerintah telah menyiapkan skema pemberian bantuan sosial kepada para pekerja sektor informal yang terdampak wabah COVID-19.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono mengatakan pemerintah telah mengeluarkan stimulus lanjutan yang salah satu tujuannya untuk meningkatkan daya beli masyarakat di tengah wabah COVID-19.

"Untuk pekerja sektor informal seperti usaha  warung, pedagang kecil dan pasar, datanya kami coba koordinasi dengan pemerintah daerah, asosiasi pasar dan sebagainya," kata Susiwijono dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.

Selain itu, dia mengatakan para pengemudi ojek daring (online) juga menjadi sasaran penerima bantuan sosial dari pemerintah.

Susiwijono mengaku pihaknya juga telah berkoordinasi dengan penyedia layanan ojek online, seperti Gojek dan Grab.

"Demikian juga para pekerja harian di mal dan pusat perbelanjaan, kita sudah menghubungi beberapa asosiasi. Kita akan mendata pekerja harian untuk mendapat bantuan langsung tunai untuk meningkatkan daya beli," ujarnya.

Terkait metode pemberian, menurut dia, akan dilakukan melalui kartu pra kerja yang fungsinya diubah untuk membantu program bantuan langsung tunai saat wabah virus corona.

"Kartu pra kerja kita geser fungsinya yang tadinya untuk peningkatan kompetensi melalui vokasi, kita geser untuk mendukung program bantuan langsung tunai," jelasnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan program pemberian bantuan sosial kepada pekerja sektor informal melalui kartu pra kerja ini akan berjalan secepatnya pada 1 April mendatang.

"Kemarin kita mengajukan angka untuk setiap orang pemegang kartu pra kerja bisa mendapatkan biaya pelatihan satu juta rupiah dan insentif satu juta per bulan selama empat bulan jadi total lima juta rupiah," tambahnya.

Pewarta: Yogi Rachman

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020