Ahli Toksikologi dari Universitas Airlangga, Sho'im Hidayat mengatakan nikotin bukan penyebab penyakit karena berasal dari senyawa organik kelompok alkaloid.

"Banyak yang masih keliru karena menganggap produk tembakau alternatif seperti rokok. Salah satu alasannya karena produk tersebut mengandung nikotin," kata Sho'im dalam siaran pers, Rabu.

Menurut Sho'im menjelaskan nikotin dapat menyebabkan ketergantungan dan bersifat stimulan ringan. Namun, bukan penyebab utama penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh rokok, seperti penyakit jantung dan kanker.

Sho’im menjelaskan senyawa berbahaya yang dikandung rokok adalah tar. Zat tersebut mengandung berbagai karsinogen yang dapat memicu penyakit-penyakit berbahaya karena adanya proses pembakaran. 

Mengacu data National Cancer Institute Amerika Serikat, hampir dari 7.000 bahan kimia yang ada di dalam rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada Tar. 

"Rokok itu berbahaya karena dibakar dan menghasilkan TAR. Semakin tinggi kadarnya, risiko terkena kanker atau jantung menjadi lebih besar," ujarnya. 

Mengutip pernyataan mantan Komisioner U.S. FDA, Scott Gottlieb, menambahkan bahwa nikotin memang tidak menyebabkan penyakit berbahaya. 

"Para peneliti telah mengatakan bahwa nikotin tidak menyebabkan kanker," kata Gottlieb. 

Oleh karena itu, produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, dapat membantu perokok dewasa yang sulit berhenti untuk beralih ke produk tembakau dengan risiko yang lebih rendah.

Dengan produk tersebut, perokok dewasa tetap bisa mendapatkan asupan nikotin, namun memiliki risiko terhadap kesehatan yang lebih rendah daripada rokok.

"Beberapa kajian menyebut demikian. Dalam berbagai studi terkait, kadar zat berbahaya yang dikandung pada produk tembakau alternatif jauh lebih rendah dibandingkan rokok," terang Sho’im.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020