Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat mengalokasikan anggaran Rp5 miliar untuk penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19.

"Kurang lebih ada Rp5 miliar yang kita siapkan di tahap awal ini untuk penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona di Payakumbuh," kata Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi di Payakumbuh, Jumat.

Ia mengatakan besaran anggaran tersebut ini akan dialokasikan untuk pembelian peralatan dan hal lainnya yang diperlukan untuk penanganan dan penyebaran virus tersebut.

"Mulai dari baju untuk perawat, masker, hand sanitizer dan beberapa peralatan baik di Puskesmas atau pun rumah sakit. Yang pasti harus sesuai dengan aturan," ujarnya.

Untuk dana Corporate Social Responsibility (CSR) memang akan ada yang didorong untuk penanganan virus ini. Namun, angkanya tidak terlalu besar dan tidak sebanding dengan yang dibutuhkan.

"Makanya saat ini kita anggarkan Rp5 miliar. Ini sesuai dengan aturan baru dari pemerintah pusat boleh dilakukan perubahan-perubahan anggaran tertentu," kata dia.

Sampai saat ini, katanya ada delapan orang yang masih dalam tahap pemantauan atau masuk ke Orang Dalam Pemantauan (ODP).

"Sebelumnya itu ada 28 orang tapi 20 orang sudah dinyatakan bersih dan sisanya masih dalam pemantauan," katanya.

Ia menyebutkan untuk saat ini perjalanan dinas ke luar daerah untuk seluruh SKPD di Payakumbuh akan semaksimal mungkin dihentikan.

"Kalau memang tidak penting sekali kita akan larang. Semaksimal mungkin tidak ada perjalanan dinas ke luar daerah. Apalagi ke luar negeri, tentu di larang," sebutnya.

Di kesempatan yang sama Direktur RSUD Adnaan WD Payakumbuh Efriza Naldi mengatakan pihaknya saat ini telah menyiapkan ruang isolasi di rumah sakit tersebut.

"Saat ini tengah disiapkan ruang isolasi di IGD Rumah Sakit untuk screning pertama pasien yang masuk IGD. Kemudian baru dilakukan pemeriksaan lanjutan apakah akan diputuskan untuk di rujuk atau tidak," katanya.

Mengantisipasi lamanya rujukan ke dua rumah sakit rujukan di Sumbar, ada empat ruang isolasi inap yang tengah disiapkan di RSUD Adnaan WD. Untuk mekanisme rujukan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan RSUD dr. Achmad Mochtar, Bukittinggi dan RSUP M. Djamil Padang.

"Namun terkait rujukan ini kendalanya adalah keterbatasan ruang isolasi baik di Bukittinggi atau di Padang. Karena itu kita siapkan ruang isolasi inap," ujarnya. (*)

Pewarta: Miko Elfisha

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020