Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) merealisasikan pembangunan Jembatan Sajira yang menghubungkan antarkecamatan di Kabupaten Lebak, Banten,  pasca-bencana banjir bandang dan longsor yang menerjang 1 Januari 2020.

"Kami berharap pembangunan jembatan itu berjalan lancar," kata Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lebak Maman Suparman di Lebak, Jumat.

Pembangunan jembatan Sajira sangat vital untuk menopang perekonomian, pendidikan dan kesehatan karena akses jalan yang menghubungkan antarkecamatan.

Mereka para petani kesulitan untuk memasarkan produk komoditas perkebunan dan pertanian akibat jembatan Sajira terputus akibat diterjang banjir bandang dan longsor.

Saat ini, pembangunan jembatan rangka baja tengah dikerjakan oleh Kementerian PUPR dengan melibatkan kontraktor PT Adhi Karya.

"Kami menargetkan jembatan Ssajira itu bisa dioperasikan menjelang Idul Fitri 2020," katanya menjelaskan.

Menurut dia, akibat kerusakan infrastuktur jembatan itu diperkirakan dari 27 unit jembatan mengalami kerugian hingga mencapai Rp56 miliar.

Kondisi jembatan itu terdiri dari jembatan rangka baja, semi permanen dan jembatan gantung tersebar di Kecamatan Lebak Gedong, Sajira, Cipana, Maja, Curug Bitung dan Cimarga.

Bahkan, kewenangan jembatan itu didanai oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakat.

"Kami optimistis pembangunan jembatan itu dapat menopang kembali pertumbuhan ekonomi masyarakat," ujarnya menjelaskan.

Sementara itu, masyarakat Kecamatan Sajira menyambut positif pembangunan jembatan tersebut karena bisa menghubungkan antarkecamatan dan dilintasi ribuan warga.

Masyarakat saat ini terpaksa menggunakan perahu karet pasca-bencana alam, karena jika pergi ke Rangkasbitung bisa mencapai tiga jam karena melintasi beberapa kecamatan.

"Kami berharap pembangunan jembatan itu dua bulan ke depan bisa kembali dilintasi angkutan," kata Mahmud, warga Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020