Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pengoptimalan sistem resi gudang untuk menampung beras lokal hasil petani.
"Kita akan memanfaatkan resi gudang itu untuk menampung beras lokal," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Agus Reza di Lebak, Kamis.
Pengelolaan sistem resi gudang itu nantinya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Petani (BUMP) sesuai arahan Kementerian Perdagangan. Sebab, Kabupaten Lebak dijadikan sebagai daerah proyek percontohan pengoptimalan sistem resi gudang bersama 10 daerah lainnya di Tanah Air.
Nantinya hasil panen pertanian pangan dijual ke BUMP dengan harga pasaran dan tidak merugikan petani.
Selama ini, kata dia, petani di daerah ini jika memasuki musim panen dipastikan terjerat tengkulak, sehingga kehidupan ekonomi petani selalu miskin dan tidak sejahtera.
"Kami yakin melalui BUMP dipastikan penghasilan usaha pertanian dapat menguntungkan,sekaligus kehidupan keluarga petani menjadi lebih baik," katanya menjelaskan.
Menurut dia, kualitas beras lokal yang dikembangkan petani Kabupaten Lebak tidak kalah dengan kualitas beras dari Cianjur, Solo dan Delanggu, Jawa Tengah.
Bahkan, beras lokal merk Ciberang kini banyak diminati konsumen dari berbagai daerah di tanah air.
"Kami terus meningkatkan mutu dan kualitas beras lokal agar menembus pasar dunia dengan penggunaan peralatan teknologi," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pemerintah daerah telah meluncurkan beras lokal merk Ciberang dan kini sudah menembus pasar Banten dan DKI Jakarta.
Kualitas beras merk Ciberang itu, kata dia, hasil budi daya pertanian pangan petani Kabupaten Lebak.
Saat ini, dirinya mengoptimalkan pembinaan kepada kelompok tani agar meningkatkan mutu beras melalui penerapan rekayasa teknologi.
Selain itu juga petani mengembangkan pertanian pangan organik karena permintaan pangsa pasar cenderung meningkat.
"Kami mendukung resi gudang itu untuk menampung beras lokal dan dibeli oleh BUMP," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Kita akan memanfaatkan resi gudang itu untuk menampung beras lokal," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Agus Reza di Lebak, Kamis.
Pengelolaan sistem resi gudang itu nantinya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Petani (BUMP) sesuai arahan Kementerian Perdagangan. Sebab, Kabupaten Lebak dijadikan sebagai daerah proyek percontohan pengoptimalan sistem resi gudang bersama 10 daerah lainnya di Tanah Air.
Nantinya hasil panen pertanian pangan dijual ke BUMP dengan harga pasaran dan tidak merugikan petani.
Selama ini, kata dia, petani di daerah ini jika memasuki musim panen dipastikan terjerat tengkulak, sehingga kehidupan ekonomi petani selalu miskin dan tidak sejahtera.
"Kami yakin melalui BUMP dipastikan penghasilan usaha pertanian dapat menguntungkan,sekaligus kehidupan keluarga petani menjadi lebih baik," katanya menjelaskan.
Menurut dia, kualitas beras lokal yang dikembangkan petani Kabupaten Lebak tidak kalah dengan kualitas beras dari Cianjur, Solo dan Delanggu, Jawa Tengah.
Bahkan, beras lokal merk Ciberang kini banyak diminati konsumen dari berbagai daerah di tanah air.
"Kami terus meningkatkan mutu dan kualitas beras lokal agar menembus pasar dunia dengan penggunaan peralatan teknologi," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pemerintah daerah telah meluncurkan beras lokal merk Ciberang dan kini sudah menembus pasar Banten dan DKI Jakarta.
Kualitas beras merk Ciberang itu, kata dia, hasil budi daya pertanian pangan petani Kabupaten Lebak.
Saat ini, dirinya mengoptimalkan pembinaan kepada kelompok tani agar meningkatkan mutu beras melalui penerapan rekayasa teknologi.
Selain itu juga petani mengembangkan pertanian pangan organik karena permintaan pangsa pasar cenderung meningkat.
"Kami mendukung resi gudang itu untuk menampung beras lokal dan dibeli oleh BUMP," katanya.
Editor : Sambas
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019