Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya menilai cara komunikasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kepada publik buruk khususnya dalam menangani persoalan air bersih seperti pada saat pemasangan panel cadangan IPAM Karangpilang 3 yang berdampak air mengecil sampai tidak keluar di sejumlah kawasan.
"Saya prihatin cara komunikasi yang dilakukan PDAM kepada publik. Sekian banyak titik atau lokasi bakal debit airnya mengecil atau bahkan tidak keluar air. Tapi tidak ada permintaan maaf dari PDAM," kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno di Surabaya, Selasa.
Diketahui kawasan terdampak air mengecil sampai tidak keluar akibat pemasangan panel cadangan IPAM Karangpilang 3 pada 13-14 November 2019 mulai pukul 21.00 WIB hingga 01.00 WIB yakni Menanggal, Pagesangan, Ketintang, Korem, Siwalan, Jemur, Pondok Candra, Gunung Anyar, Purimas, Rungkut madya, pandugo, Kedung Baruk, Semampir, Mulyosari, Galaxy Mal.
Selain itu, Kenjeran, Kedung Cowek, Tambak Wedi, Dukuh Kupang, Simo Gunung, Simo Kalangan, Simo Mulyo Bengkok, Tanjungsari, Kalibutuh, Gunawangsa, Babatan, Demak Salatiga, Rembang, Gadukan Perak dan wilayah sekitarnya.
"Dikira tidak keluar air itu dianggap biasa oleh PDAM. Sengsara rakyat itu jika pasokan air terganggu atau tidak keluar air. Tidak hanya di kampung-kampung, juga di kompleks-kompleks perumahan. Semua akan kalang-kabut akibat pemasangan panel cadangan IPAM Karangpilang 3," kata politikus PDI Perjuangan ini.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta PDAM minta maaf pada warga Surabaya atas pemasangan panel cadangan IPAM Karangpilang 3 karena kehidupan rakyat akan terganggu.
Lazimnya, kata dia, dalam bisnis layanan masyarakat, jika ada pelayanan yang terganggu, maka komunikasinya dimulai dengan permintaan maaf. Mestinya, menurut Anas, PDAM Surya Sembada yang memonopoli bisnis layanan air bersih, sadar akan etika tersebut.
"Komunikasi yang buruk dari PDAM menandakan pimpinan perusahaan daerah tidak peka masalah. Tidak punya sense of crisis," ujarnya.
Sementara itu, Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya Mujiaman belum bisa dikonfirmasi terkait hal itu. Saat dihubungi melalui ponselnya terdengar nada sambung, namun tidak diangkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Saya prihatin cara komunikasi yang dilakukan PDAM kepada publik. Sekian banyak titik atau lokasi bakal debit airnya mengecil atau bahkan tidak keluar air. Tapi tidak ada permintaan maaf dari PDAM," kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno di Surabaya, Selasa.
Diketahui kawasan terdampak air mengecil sampai tidak keluar akibat pemasangan panel cadangan IPAM Karangpilang 3 pada 13-14 November 2019 mulai pukul 21.00 WIB hingga 01.00 WIB yakni Menanggal, Pagesangan, Ketintang, Korem, Siwalan, Jemur, Pondok Candra, Gunung Anyar, Purimas, Rungkut madya, pandugo, Kedung Baruk, Semampir, Mulyosari, Galaxy Mal.
Selain itu, Kenjeran, Kedung Cowek, Tambak Wedi, Dukuh Kupang, Simo Gunung, Simo Kalangan, Simo Mulyo Bengkok, Tanjungsari, Kalibutuh, Gunawangsa, Babatan, Demak Salatiga, Rembang, Gadukan Perak dan wilayah sekitarnya.
"Dikira tidak keluar air itu dianggap biasa oleh PDAM. Sengsara rakyat itu jika pasokan air terganggu atau tidak keluar air. Tidak hanya di kampung-kampung, juga di kompleks-kompleks perumahan. Semua akan kalang-kabut akibat pemasangan panel cadangan IPAM Karangpilang 3," kata politikus PDI Perjuangan ini.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta PDAM minta maaf pada warga Surabaya atas pemasangan panel cadangan IPAM Karangpilang 3 karena kehidupan rakyat akan terganggu.
Lazimnya, kata dia, dalam bisnis layanan masyarakat, jika ada pelayanan yang terganggu, maka komunikasinya dimulai dengan permintaan maaf. Mestinya, menurut Anas, PDAM Surya Sembada yang memonopoli bisnis layanan air bersih, sadar akan etika tersebut.
"Komunikasi yang buruk dari PDAM menandakan pimpinan perusahaan daerah tidak peka masalah. Tidak punya sense of crisis," ujarnya.
Sementara itu, Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya Mujiaman belum bisa dikonfirmasi terkait hal itu. Saat dihubungi melalui ponselnya terdengar nada sambung, namun tidak diangkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019