Duta Besar Kamboja untuk Indonesia Hor Nambora menginterupsi konferensi pers petinggi oposisi, Wakil Ketua Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP-Cambodia National Rescue Party), Mu Sochua di Jakarta, Rabu.

“Orang yang Anda lihat di depan ini adalah seorang buronan bagi Kamboja, dia juga merupakan seorang kriminal,” ucap Hor kepada wartawan, sebelum konferensi pers itu dimulai. Ia merujuk pada Mu Sochua.

Konferensi pers terbatas itu digelar oleh Mu atas kerja sama dengan Kurawal Foundation, yaitu organisasi nonprofit yang bergerak di bidang kebebasan media dan penegakan demokrasi yang berbasis di Jakarta.

Mu berbicara kepada pers bahwa ia dan Ketua CNRP, Sam Rainsy, yang keduanya merupakan eksil sebagai oposisi utama pemerintah Kamboja di bawah Perdana Menteri Hun Sen saat ini, akan kembali ke tanah air mereka pada 9 November mendatang.


Arsip foto: Sam Rainsy (tengah), pemimpin partai oposisi Cambodia National Rescue Party (CNRP), menyapa para pendukung di Taman Kebebasandi  Phnom Penh, 6/10/2013. (ANTARA/REUTERS/Samrang Pring/File Photo/tm)

Hor merasa keberatan dengan agenda konferensi pers tersebut dan sempat melayangkan surat protes kepada Direktur Eksekutif Kurawal Foundation, Darmawan Triwibowo, tertanggal 5 November 2019 atau satu hari sebelum acara dilaksanakan.

Darmawan menyebut bahwa dia berencana membalas surat tersebut dan memang tidak mengundang pihak Kedutaan Besar Kamboja di Jakarta untuk hadir dalam konferensi pers, namun Hor tetap mendatangi lokasi.

Keterangan itu dibenarkan oleh Hor sendiri, ketika dia diberikan kesempatan untuk menyatakan tanggapan di tengah sesi tanya jawab antara Mu dengan wartawan, dengan mengatakan, “Saya adalah tamu yang tidak Anda inginkan,” kepada Darmawan.

Dalam konferensi pers itu, Hor dan Mu sempat berdebat di hadapan wartawan dengan pandangan masing-masing yang saling bertolak belakang.

Salah satunya adalah ketika Hor ditanya mengenai kemungkinan pemerintah Kamboja menahan Mu Sochua dan Sam Rainsy jika mereka bisa tiba di Kamboja dengan jalur darat melalui perbatasan Thailand.

“Tentu saja, karena kami mempunyai peraturan mengenai isu ancaman, dan dia (Mu Sochua) tahu tentang itu,” kata Hor.

Sementara itu, Mu menanggapi dengan mengatakan, “Kami sudah dilabeli sebagai pengkhianat, kami mendapat hukuman, tetapi oleh pengadilan yang mana? Kami kembali ke tanah air pun sesuai dengan konstitusi Kamboja, semua warga negara Kamboja mempunyai kesempatan setara di hadapan hukum.” 

 

 

Pewarta: Suwanti

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019