Bayi berusia enam bulan penderita Staphylococcal Scalded Skin Syndrome atau penyakit kulit akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus mendapat perawatan intensif di RSUD Nunukan Kalimantan Utara sejak dua hari yang lalu.

Penyakit kulit aneh itu menimpa MH Myzan ditandai  dengan kulit yang menjadi kemerahan, melepuh, dan terasa seperti terbakar.

Nurul Qomar, ayah dari bayi itu di Nunukan, Rabu menceritakan, anaknya terkena penyakit kulit sejak tiga bulan lalu yang 
menyebabkan kulitnya terkelupas.

Ia menuturkan, pada mulanya ada tumbuh benjolan yang berair pada ketiak, namun hanya diberikan pengobatan seadanya.

"Lama kelamaan, benjolan yang sama muncul pada lipatan-lipatan tubuh," katanya yang kemudian membawa bayinya berobat di Puskesmas Sanur Kecamatan Tulin Onsoi Kabupaten Nunukan.

Namun penanganan medis yang diperoleh bayinya tak kunjung membaik sehingga sempat dirawat jalan di RSUD Malinau.

Qomar mengatakan, tak lama kemudian kulit bayinya mulai memerah dimana bekas benjolan berair merata di sekujur tubuhnya hingga kulit wajahnya juga mengelupas.

Akhirnya ia membawa ke RSUD Nunukan sejak dua hari lalu dan mendapatkan penanganan dari tim dokter spesialis kulit dan spesialis anak.

Selama mendapatkan perawatan tim dokter RSUD Nunukan, kondisi kulit bayi ini mulai membaik dimana kulitnya tidak terkelupas lagi dan bahkan mulai menghalus.

Salah seorang dokter yang menangani bayi ini adalah dr Erlina Sp.KK yang ditemui di RSUD Nunukan, Rabu menyatakan, telah melakukan langkah-langkah medis terhadap bayi tersebut sehingga kulitnya mulai membaik.

Namun dia ingatkan, perlunya antisipasi agar penyakit yang belum diketahui penyebabnya secara pasti ini tidak kambuh lagi.

Sesuai hasil diagnosa yang dilakukannya, kata Erlina, masih menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyebab penyakit yang dialami bayi MH Myzan ini.

Ia menerangkan, penyebab penyakit semacam ini dapat disebabkan oleh makanan dan minuman yang dikonsumsi ibunya. Ditambah kondisi cuaca juga dapat diduga sebagai biangnya.

Tetapi penyebabnya yang pasti, akan diketahui setelah ada hasil laboratorium, kata dokter spesial kulit dan kelamin ini.

Sementara dr Soleh, SpA menjelaskan, sesuai keterangan dari ibu bayi ini sejak lahir memberikan asupan makanan ASI eksklusif. Oleh karena itu, perlu diagnosa lebih dalam lagi untuk mengetahui penyebab penyakitnya.

Ia pun mengimbau agar selama perawatan tidak mengalami pengaruh virus secara eksternal dari orang lain.

Walaupun penyakit bayi ini bukan kategori penyakit menular tetapi kondisi kulitnya masih sangat rentan.





 

Pewarta: Rusman

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019