Permintaan air bersih di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga kini masih berlangsung karena kemarau cukup panjang yang menyebabkan terjadi kekeringan.

"Kami sampai hari ini masih mendistribusikan pasokan air bersih kepada masyarakat yang dilanda krisis air bersih," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Senin.

Permintaan pendistribusian air bersih tetap diajukan masyarakat kepada BPBD juga diketahui aparat kecamatan dan desa.

Ia menjelaskan bahwa pengajuan air bersih harus ditempuh dengan prosedur, karena menggunakan anggaran APBD setempat dan harus dipertanggungjawabkan.

Karena itu, katanya, BPBD hingga kini menerima permintaan masyarakat yang dilanda krisis air bersih tersebut.

"Kami tetap menyalurkan distribusi air bersih setelah warga mengajukan sesuai dengan prosedur," katanya.

Menurut dia, selama ini, BPBD Lebak menetapkan status siaga kekeringan menyusul di 21 kecamatan terjadi krisis air bersih.

Ke-21 kecamatan itu, antara lain Sajira, Cipanas, Bojongmanik, Leuwidamar, Cirinten, Warunggunung, Gunungkencana, Cihara, Wanasalam, Panggarangan, Bayah, Cigemblong, Cijaku, Cilograng, Cimarga, Muncang, Bayah, Cilograng, Rangkasbitung, Banjarsari, dan Kecamatan Cibadak.

Meskipun beberapa hari terakhir daerah itu sudah dilanda hujan, tetapi intensitas curah hujan relatif kecil,sehingga belum bisa memenuhi persediaan air di daerah-daerah yang dilanda kekeringan.

"Kami setiap hari mendistribusikan air bersih sebanyak 18.000 liter dengan melibatkan tiga kendaraan tangki," katanya.

Pewarta: Mansyur Suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019