Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2020 menganggarkan sebesar Rp2,6 miliar untuk pembangunan sarana pengelolaan air bersih guna membantu masyarakat mengelola sumber air.

"Kita setiap tahun menganggarkan dana untuk PAB (pengelolaan air bersih), tahun ini sebesar Rp2 miliar, kemudian untuk 2020 dianggarkan Rp2,6 miliar," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Bantul Sri Nuryanti di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, program pengelolaan air bersih itu dianggarkan sebagai upaya mengatasi kekeringan di Bantul karena dampak kemarau, sebab lokasi PAB berada di tengah-tengah masyarakat yang sering dilanda kesulitan air bersih.

"Bahkan untuk tahun depan ditambahi dengan alat bornya sekitar Rp350 juta, jadi kita itu selalu berusaha mencari titik-titik yang betul-betul desa itu tidak ada potensi airnya," tambahnya.

Dia mengemukakan, daerah di Bantul yang menjadi sasaran PAB diantaranya wilayah Kecamatan Dlingo, Piyungan, Pandak, Pleret, Pundong dan Pajangan, yang memang pada tahun-tahun sebelumnya sering mendapat bantuan air bersih.

"Dulu di Dlingo, Piyungan, Pandak, Pleret, Pundong dan Pajangan itu luar biasa droping airnya, tetapi dengan adanya program air bersih ini bertahap desanya sudah mulai terselesaikan, seperti di Wukirsari Imogiri sudah tinggal sedikit droping air," jelasnya.

Padahal, ujar dia kalau tahun-tahun sebelumnya dampak kekeringannya luar biasa terutama di Desa Wukirsari wilayah lereng lereng, sehingga memang desa di kecamatan-kecamatan yang belum terdapat PAB akan dibangunkan tahun depan.

"Iya, ada sumur bor, dan biasanya kalau tidak ada Pamsimas (penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat) mesti ada PAB, kalau pansimas dalam satu tahun 10 titik dari dana pusat, tetapi kalau PAB itu dari kabupaten," lanjutnya.

Ia mengatakan, program PAB di Bantul sudah digulirkan pemerintah daerah sejak 2006 dengan sistem pengelolaan yang berbeda-beda dan semakin tahun makin canggih dalam peralatannya, sehingga memudahkan dalam pengelolaan.

"Kalau PAB setiap tahun paling tidak mesti di atas 20 sumur, program PAB di Bantul sudah lama habis gempa 2006 karena kondisi waktu itu. Dan kalau sekarang dengan peralatan yang canggih, bahkan dalam tiga tahun ini," jelasnya.

Pewarta: Hery Sidik

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019