Seluas 2.760 hektare tanaman padi di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengalami kekeringan akibat kemarau panjang yang berlangsung sejak Juni 2019.
"Kami yakin jika dua pekan tidak turun hujan, banyak tanaman padi mati dan gagal panen," kata Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Itan Octarianto di Lebak, Banten Kamis.
Pemerintah daerah telah membuka Posko Mitigasi Kekeringan setelah ribuan hektare tanaman padi di Kabupaten Lebak mengalami kekeringan.
Posko Mitigasi Kekeringan itu melibatkan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun), TNI, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kekeringan yang menimpa ribuan hektare tanaman padi berdampak terhadap produksi pangan.
Berdasarkan data di Posko Mitigasi Kekeringan tercatat seluas 2.760 hektare kekeringan dan terdiri dari seluas 1.984 hektare kategori ringan, seluas 441 hektare sedang dan seluas 335 hektare berat.
Selain itu juga angka tanam hingga awal Agustus 2019 di 28 kecamatan mencapai 35.913 hektare, namun dilaporkan seluas 323 hektare di Kecamatan Wanasalam gagal panen.
"Kami memastikan kekeringan itu meluas dan jumlah areal persawahan terus meningkat," kata Itan.
Baca juga: 41.335 penerima PBI-JK di Lebak dinonaktifkan
Menurut dia, pemerintah daerah mengoptimalkan penyaluran bantuan pompa air untuk areal persawahan yang memiliki potensi sumber air permukaan. Pengoperasian pompa air dapat menyedot air permukaan ke areal persawahan, sehingga bisa diselamatkan tanaman padi tersebut.
"Kami mengapresiasi respon Bupati Iti Octavia yang serius menangani kekeringan dengan mengalokasikan dana biaya tak terduga (BTT) untuk pembelian selang dan bahan bakar minyak," katanya.
Sementara itu, Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Muhyidin mengatakan kekeringan yang menimpa tanaman padi di wilayahnya hingga kini menembus 80 hektare dan tidak tertutup kemungkinan meluas.
Saat ini, angka tanam di wilayah mencapai 600 hektare dan bakal gagal panen jika tidak hujan dua pekan ke depan. "Kami hanya melakukan penanganan dengan pompa air pada areal persawahan yang memiliki potensi air permukaan," ujarnya.
Baca juga: Pertambangan emas skala kecil banyak dilaksanakan warga Lebak
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Kami yakin jika dua pekan tidak turun hujan, banyak tanaman padi mati dan gagal panen," kata Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Itan Octarianto di Lebak, Banten Kamis.
Pemerintah daerah telah membuka Posko Mitigasi Kekeringan setelah ribuan hektare tanaman padi di Kabupaten Lebak mengalami kekeringan.
Posko Mitigasi Kekeringan itu melibatkan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun), TNI, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kekeringan yang menimpa ribuan hektare tanaman padi berdampak terhadap produksi pangan.
Berdasarkan data di Posko Mitigasi Kekeringan tercatat seluas 2.760 hektare kekeringan dan terdiri dari seluas 1.984 hektare kategori ringan, seluas 441 hektare sedang dan seluas 335 hektare berat.
Selain itu juga angka tanam hingga awal Agustus 2019 di 28 kecamatan mencapai 35.913 hektare, namun dilaporkan seluas 323 hektare di Kecamatan Wanasalam gagal panen.
"Kami memastikan kekeringan itu meluas dan jumlah areal persawahan terus meningkat," kata Itan.
Baca juga: 41.335 penerima PBI-JK di Lebak dinonaktifkan
Menurut dia, pemerintah daerah mengoptimalkan penyaluran bantuan pompa air untuk areal persawahan yang memiliki potensi sumber air permukaan. Pengoperasian pompa air dapat menyedot air permukaan ke areal persawahan, sehingga bisa diselamatkan tanaman padi tersebut.
"Kami mengapresiasi respon Bupati Iti Octavia yang serius menangani kekeringan dengan mengalokasikan dana biaya tak terduga (BTT) untuk pembelian selang dan bahan bakar minyak," katanya.
Sementara itu, Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Muhyidin mengatakan kekeringan yang menimpa tanaman padi di wilayahnya hingga kini menembus 80 hektare dan tidak tertutup kemungkinan meluas.
Saat ini, angka tanam di wilayah mencapai 600 hektare dan bakal gagal panen jika tidak hujan dua pekan ke depan. "Kami hanya melakukan penanganan dengan pompa air pada areal persawahan yang memiliki potensi air permukaan," ujarnya.
Baca juga: Pertambangan emas skala kecil banyak dilaksanakan warga Lebak
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019