Sebanyak 15 ribu hektare tanaman padi atau sawah di tiga daerah di Banten terkena kekeringan akibat musim kemarau, sebanyak 576 hektare di antaranya gagal panen atau puso.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Rabu mengatakan, paling banyak tanaman padi yang terkena kekeringan berada di Kabupaten Pandeglang, kemudian di Kabupaten Lebak dan di Kabupaten Serang. Namun di beberapa wilayah yang memanfaatkan irigasi teknis masih tetap berjalan normal.

"Kalau musim kemarau, ya seperti biasa terjadi kekeringan. Namun kemarau tahun ini memang lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan, upaya yang sudah dilakukan Pemprov Banten adalah membuat sumur pantek di beberapa titik, kemudian mobilisasi pompa dengan selang hisapnya dan yang ketiga mengoptimalkan pompa yang ada di kabupaten/kota.

Baca juga: Bupati Lebak bergerak cepat selamatkan petani akibat kekeringan

"Kami juga mengganti tanaman padi yang puso dengan memberikan benih secara gratis," kata Agus.

Selain itu, Agus juga mengajak para petani di Banten untuk mengikuti program asuransi usaha tanaman padi, agar jika ada kegagalan panen maka tanaman bisa diganti atau ada jaminan dari asuransi tersebut.

"Sekarang dan ke depan tolong para petani harus mau masuk menjadi anggota asuransi usaha tanaman padi, karena itu bayar premi murah hanya Rp36.000 per hektare per musim, " kata dia saat melakukan pemeriksaan salah satu lokasi penjualan hewan kurban di Kota Serang.

Sehingga jika terjadi gagal panen akibat kekeringan, nantinya para petani akan mendapatkan pergantian atau jaminan dari asiransi tersebut sebesar Rp6 juta per hektare per musim.

" Memang ini masih membutuhkan proses edukasi bagi masyarakat petani," kata dia.

Baca juga: Distanbun Lebak tetapkan status kekeringan

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019