Wali Kota Cilegon Edi Ariadi mengajak masyarakat di daerahnya untuk meningkatkan rasa kepedulian dan cinta terhadap kelestarian lingkungan sekitar.
"WHO menyatakan setiap tahun ada 7 juta orang meninggal karena polusi udara, dan diseluruh dunia tercatat bahwa 9 dari 10 orang terpapar pencemaran udara yang berasal dari kendaraan, industri, pertanian dan pembekaran sampah,” "katanya saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Kota Cilegon, bertema 'Biru Langitku Hijau Bumiku' di Cilegon, Selasa.
Edi Ariadi menyatakan, peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini ditandai dengan peringatan dari World Health Organization (WHO) tentang salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan manusia yaitu polusi udara.
Ia menjelaskan, untuk memastikan polusi udara terpantau dengan baik, sejak tahun 2015 negara kita telah membangun sistem pemantau kualitas udara kontinyu.
“Ada sebanyak 26 stasiun pemantau dan terhubung dengan 44 stasiun yang sudah ada, termasuk di Kota Cilegon telah terpasang alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di beberapa titik di setiap kecamatan sebagai pemantau kualitas udara di Kota Cilegon,” ujarnya.
Selain itu, Edi mengungkapkan bahwa upaya dalam pengendalian polusi udara perlu diimbangi dengan gerakan menanam pohon untuk menambah kapasitas reduksi polusi udara.
Baca juga: Pemkot Cilegon anggarkan Rp42 miliar untuk pilkada
“Gerakan ini akan memberikan dampak yang lebih besar jika seluruh pihak berpartisipasi dengan menanam dan memelihara 25 pohon seumur hidup. Saya mengajak masuarakat untuk mendukung program penanaman 25 tahun seurun hidup dalam rangka menjaga kualitas udara, air, tanah, serta ekosistem di bumi ini,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Edi juga meminta kepada seluruh masyarakat Kota Cilegon untuk menjaga lingkungan, menanam budaya bersih dan bijak dalm mengelola kebersihan.
“Melalui momentum ini diharapkan dapat menambahkan semangat kita untuk senantiasa memperbaiki diri dalam berprilaku adil terhadap lingkungan, khususnya dalam menjaga kebersihan lingkungan, dengan lingkungan yang bersih dapat meningkatkan kenyamanan. Mari kita bersatu dan bertekad bersama-sama agar lingkungan tetap bersih, untuk alam yang baik menuju Biru Langitku, Hijau Bumiku,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon Ujang Iing saat diwawancai mengatakan saat ini pihaknya tengah berupaya semaksimal mungkin untuk menggerakkan gerakan rumput.
“Saat ini kita berupaya menggerakkan gerakan rumput dari sekolah- sekolah dan kita juga akan membina dari para dewan guru dan para anak-anak didik untuk memulai menanam dan menanam pohon hijau, setelah itu kedepannya kita akan ketingkat lebih luas lagi, ke tingkat rumah-rumah warga, kelurahan dan juga kecamatan,” katanya.
Baca juga: Petugas BPKAD Cilegon temukan kendaraan dinas mati pajak hingga rusak
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"WHO menyatakan setiap tahun ada 7 juta orang meninggal karena polusi udara, dan diseluruh dunia tercatat bahwa 9 dari 10 orang terpapar pencemaran udara yang berasal dari kendaraan, industri, pertanian dan pembekaran sampah,” "katanya saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Kota Cilegon, bertema 'Biru Langitku Hijau Bumiku' di Cilegon, Selasa.
Edi Ariadi menyatakan, peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini ditandai dengan peringatan dari World Health Organization (WHO) tentang salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan manusia yaitu polusi udara.
Ia menjelaskan, untuk memastikan polusi udara terpantau dengan baik, sejak tahun 2015 negara kita telah membangun sistem pemantau kualitas udara kontinyu.
“Ada sebanyak 26 stasiun pemantau dan terhubung dengan 44 stasiun yang sudah ada, termasuk di Kota Cilegon telah terpasang alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di beberapa titik di setiap kecamatan sebagai pemantau kualitas udara di Kota Cilegon,” ujarnya.
Selain itu, Edi mengungkapkan bahwa upaya dalam pengendalian polusi udara perlu diimbangi dengan gerakan menanam pohon untuk menambah kapasitas reduksi polusi udara.
Baca juga: Pemkot Cilegon anggarkan Rp42 miliar untuk pilkada
“Gerakan ini akan memberikan dampak yang lebih besar jika seluruh pihak berpartisipasi dengan menanam dan memelihara 25 pohon seumur hidup. Saya mengajak masuarakat untuk mendukung program penanaman 25 tahun seurun hidup dalam rangka menjaga kualitas udara, air, tanah, serta ekosistem di bumi ini,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Edi juga meminta kepada seluruh masyarakat Kota Cilegon untuk menjaga lingkungan, menanam budaya bersih dan bijak dalm mengelola kebersihan.
“Melalui momentum ini diharapkan dapat menambahkan semangat kita untuk senantiasa memperbaiki diri dalam berprilaku adil terhadap lingkungan, khususnya dalam menjaga kebersihan lingkungan, dengan lingkungan yang bersih dapat meningkatkan kenyamanan. Mari kita bersatu dan bertekad bersama-sama agar lingkungan tetap bersih, untuk alam yang baik menuju Biru Langitku, Hijau Bumiku,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon Ujang Iing saat diwawancai mengatakan saat ini pihaknya tengah berupaya semaksimal mungkin untuk menggerakkan gerakan rumput.
“Saat ini kita berupaya menggerakkan gerakan rumput dari sekolah- sekolah dan kita juga akan membina dari para dewan guru dan para anak-anak didik untuk memulai menanam dan menanam pohon hijau, setelah itu kedepannya kita akan ketingkat lebih luas lagi, ke tingkat rumah-rumah warga, kelurahan dan juga kecamatan,” katanya.
Baca juga: Petugas BPKAD Cilegon temukan kendaraan dinas mati pajak hingga rusak
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019