Fakultas Kedokteran Universitas Yasri, satu dari 10 universitas yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk pendampingan menurunkan stunting di Indonesia,  akan melakukan pendampingan dalam menurunkan  kekerdilan itu  di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yasri, Dr Rika Yuliwulandari saat pertemuan dengan Bupati Pandeglang Irna Narulita di Pandeglang, Selasa, mengatakan, ada 10 desa yang akan didampingi dan tersebar di 6 kecamatan di Kabupaten Pandeglang, salah satunya Kecamatan Koroncong.

"Di Kecamatan Koroncong ada empat desa yang kami dampingi. kemarin sudah bertemu dengan camat dan sudah kami kunjungi desa yang akan didampingi, kami yakin proses pendampingan kami bisa menurunkan angka stunting," katanya.

Menurutnya, ada beberapa tahapan yang akan dilakukan untuk pendampingan di Kabupaten Pandeglang, yakni  menyamakan persepsi, workshop stunting, MoU dengan Kabupaten Pandeglang, dan lokakarya yang melibatkan semua organisasi perangkat daerah (OPD) serta tokoh masyarakat.

"Kami akan lakukan dalam bulan ini.  Kita harapkan Ibu Bupati, Dinas Kesehatan, Dinas  Pertanian, DP2KP3A,  Dinas Pariwisata dan Kantor Urusan Agama bisa berpartisipasi," katanya.

Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan  sangat mendukung program tersebut,  dengan pendampingan akan memberikan pemahaman kepada masyarakat cara dan pola hidup sehat setiap hari.

Baca juga: Sekda Pandeglang Minta Seluruh Komponen Cegah Stunting

"Stunting dapat dipengaruhi beberapa faktor dari mulai asupan gizi dan pola hidup sehat, kami harap semua ikut berperan serta dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Pandeglang,"ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Raden Dewi Setiani mengatakan, dari 326 desa yang ada di daerah ini, baru sekitar 19 desa yang bebas dari buang air sembarangan.

"Pencemaran lingkungan juga bisa menjadi faktor memingkatnya angka stunting, air yang masyarakat gunakan sudah terkontaminasi oleh kotoran. Oleh sebab itu saat ini kami terus dibantu beberapa OPD dalam pengadaan air bersih,  karena masalah stunting menyangkut semua pihak tidak hanya Dinas Kesehatan," ujarnya.

Dewi mengatakan, upaya lainnya yang  dilakukan o adalah pemantauan dari mulai remaja putri, karena  banyak sekali terjadi pernikahan kurang dari usia 19 tahun.

"Calon ibu kecil ini", kata dia, sangat rentan, karena kurang memenuhi sarat dan harus dibimbing, baik pola asuh, bahkan hingga pola makan kepada anak.

"Akhirnya kita melakukan program pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri dari SMP hingga SMA setiap hari Selasa,  karena zat gizi itu dibawa oleh sel darah merah yang ada dalam tubuh.  Jadi kalau menderita anemia tidak akan maksimal zat gizi dalam tubuhnya,"  ujarnya.

Baca juga: Dinkes Serang Programkan Ibu Pintar Antisipasi Stunting

Baca juga: Politisi: Pemprov Banten Optimalkan Pencegahan Stunting
 
Bupati Pandeglang Irna Narulita saat menerima Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yasri, Dr Rika Yuliwulandari terkait pendampingan oleh universitas itu dalam mengurangi stunting di Pandeglang, Selasa (9/7). (Foto Humas Pemkab Pandeglang)

Pewarta: Sambas

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019