Koperasi Mitra Tani Parahyangan, Cianjur, Jawa Barat, mengembangkan inovasi sistem perubahan pola tanam dan pola panen untuk mendongkrak produksi jagung sekaligus memenuhi permintaan pakan ternak yang terus meningkat.

“Pasar jagung sudah tidak diragukan lagi, karena sudah ditampung oleh perusahaan pakan ternak yakni PT Karim di Cianjur dan perusahaan pakan ternak lain di Garut dan Sukabumi,” kata Ketua Koperasi Mitra Tani Parahyangan, Yayat Duriat, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, jika selama ini masa panen menunggu 4 bulan, dengan sistem tersebut nantinya setiap bulan bisa panen.

Dengan demikian, kuantitas, kualitas dan kontinyuitas (3K) terjaga. “Saat ini ada lahan sekitar 30 hektare yang akan dikembangkan untuk produksi jagung tersebut,” kata Yayat.

Ia mengatakan, dalam 1 hektare lahan dapat menghasilkan sekitar 5 ton jagung kering (pipil) per panen.

Dengan demikian dengan luas lahan 30 hektare bisa menghasilkan sebanyak 150 ton per musim panen (4 bulan). Saat ini harga per kilonya Rp4 ribu, sehingga dalam satu kali musim panen dapat menhasilkan Rp600 juta.

Untuk mengembangkan produksi jagung tersebut, koperasi juga akan bekerja sama dengan para petani dengan pola sewa lahan atau bagi hasil.

Saat ini, lanjut Yayat, pihak koperasi telah memiliki mesin pipil modern. Dengan mesin ini, selain cepat dibanding pipil manual, biaya produksi juga dapat ditekan.

Selain Jagung, lanjut Yayat, pihaknya juga akan mengembang buah pepaya california. Pepaya jenis ini permintaannya juga sangat besar. Selama ini, pangsa pasar terbesar di kota Bandung.

Saat ini, kata Yayat, hampir kebutuhan pangan dari hasil pertanian sudah tersedia di Koperasi Mitra Tani Parahyangan, mulai dari sayur-sayuran, buah, kedelai, gula, dan beras.

Koperasi yang berdiri sejak 18 Desember 2000 ini, saat ini telah memiliki omzet sekitar Rp360 juta, dengan jumlah anggota sebanyak 550 petani.

Dalam kesempatan tersebut, Yayat mengakui sekaligus berterima kasih kepada pemerintah pusat, khususnya Kementerian Koperasi dan UKM yang telah mendukung sekaligus memberikan bantuan kepada koperasinya.

Selain mendapatkan bantuan berupa mobil box berpendingin dari Kementerian Koperasi dan UKM, pada 2014, Koperasi Mitra Tani Parahyangan juga pernah mendapatkan bantuan sebesar Rp600 juta dari kementerian yang sama. Bantuan ini, sebanyak Rp400 juta digunakan untuk membangun gudang, sisanya Rp200 juta untuk mebeler dan peralatan administrasi lainnya.

“Ke depan, kami berharap mendapatkan bantuan berupa pelatihan manajemen, pengepakan produk, dan akuntasi atau pembukuan,” kata Yayat.

Baca juga: Petani Lebak kembangkan jagung seluas 3.500 hektare

Baca juga: Kementerian Pertanian Dorong Pengembangan Peternakan Di Kawasan Jagung Banten

Baca juga: Produksi Jagung Di Banten Mulai Pasok Kebutuhan Industri Pakan

Pewarta: Hanni Sofia

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019