Aktivitas pasien di Rumah Sakit Pelni yang terletak di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat, pada Jumat, atau dua hari setelah aksi 22 Mei, mulai ramai dibandingkan hari sebelumnya.
"Hari ini aktivitas sudah kembali seperti biasa, kunjungan pasien cukup normal," kata Direktur Rumah Sakit Pelni Jakarta, dr Dewi Fankhuningdyah ketika ditemui di Jakarta, Jumat.
Ramainya aktivitas pasien terlihat di gedung Poliklinik RS Pelni baik di lantai pertama hingga lantai lima. Tampak sejumlah pasien mengantre di loket pendaftaran daring (online) pasien yang ada di lantai pertama.
Begitu juga suasana di luar gedung, parkiran dan hilir mudik kendaraan pasien jauh lebih ramai dari hari sebelumnya Kamis (23/5) kemarin.
Parkir kendaraan terlihat lebih padat dan ramai, lalu lalang pengunjung rumah sakit maupun pasien juga lebih ramai dari kemarin.
Menurut Dewi, sehari pascakericuhan layanan rumah sakit sudah kembali dibuka untuk pasien reguler dan umum lainnya.
Ada 61 klinik di RS Pelni yang melayani pasien, setiap harinya ada 1.500 pasien reguler yang terdaftar di rumah sakit tersebut.
"Kamis kemarin kunjungan belum normal, dari sisi jumlah baru 800 orang pasien yang datang berobat," kata Dewi.
Dewi menambahkan pihaknya telah menginformasikan kepada pasiennya bahwa layanan RS Pelni sudah normal kembali dan pasien dapat datang seperti biasanya.
Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni, dr Didid Winnetouw, Kamis kemarin, mengatakan pihaknya sempat menutup sementara layanan rumah sakit pada tanggal 22 Mei sebagai upaya antisipasi aksi ricuh yang terjadi.
"Kami menutup layanan, pasien reguler kami sarankan tidak datang pada tanggal 22 Mei, kami mengutamakan layanan emergency serta pasien cuci darah," katanya.
Pada saat kericuhan terjadi akses ke rumah sakit sempat terblokade karena adanya penutupan jalur oleh massa aksi.
Tetapi, pihak RS Pelni telah melakukan persiapan agar pelayanan kepada pasien terutama pasien rawat inap dan pasien gawat darurat yang datang tetap bisa dilayani.
"Sudah siapkan SDM seperti dokter perawat dan petugas pengobatan lainnya tetap berjaga melayani," kata Didid.
Persiapan lainnya adalah kebutuhan logistik baik obat, pakaian maupun kebutuhan pangan bagi pasien yang dirawat. "Semua kebutuhan logistik pada tanggal 22 Mei tercukupi, karena sudah kita siapkan sehari sebelumnya," kata Didid.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Hari ini aktivitas sudah kembali seperti biasa, kunjungan pasien cukup normal," kata Direktur Rumah Sakit Pelni Jakarta, dr Dewi Fankhuningdyah ketika ditemui di Jakarta, Jumat.
Ramainya aktivitas pasien terlihat di gedung Poliklinik RS Pelni baik di lantai pertama hingga lantai lima. Tampak sejumlah pasien mengantre di loket pendaftaran daring (online) pasien yang ada di lantai pertama.
Begitu juga suasana di luar gedung, parkiran dan hilir mudik kendaraan pasien jauh lebih ramai dari hari sebelumnya Kamis (23/5) kemarin.
Parkir kendaraan terlihat lebih padat dan ramai, lalu lalang pengunjung rumah sakit maupun pasien juga lebih ramai dari kemarin.
Menurut Dewi, sehari pascakericuhan layanan rumah sakit sudah kembali dibuka untuk pasien reguler dan umum lainnya.
Ada 61 klinik di RS Pelni yang melayani pasien, setiap harinya ada 1.500 pasien reguler yang terdaftar di rumah sakit tersebut.
"Kamis kemarin kunjungan belum normal, dari sisi jumlah baru 800 orang pasien yang datang berobat," kata Dewi.
Dewi menambahkan pihaknya telah menginformasikan kepada pasiennya bahwa layanan RS Pelni sudah normal kembali dan pasien dapat datang seperti biasanya.
Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni, dr Didid Winnetouw, Kamis kemarin, mengatakan pihaknya sempat menutup sementara layanan rumah sakit pada tanggal 22 Mei sebagai upaya antisipasi aksi ricuh yang terjadi.
"Kami menutup layanan, pasien reguler kami sarankan tidak datang pada tanggal 22 Mei, kami mengutamakan layanan emergency serta pasien cuci darah," katanya.
Pada saat kericuhan terjadi akses ke rumah sakit sempat terblokade karena adanya penutupan jalur oleh massa aksi.
Tetapi, pihak RS Pelni telah melakukan persiapan agar pelayanan kepada pasien terutama pasien rawat inap dan pasien gawat darurat yang datang tetap bisa dilayani.
"Sudah siapkan SDM seperti dokter perawat dan petugas pengobatan lainnya tetap berjaga melayani," kata Didid.
Persiapan lainnya adalah kebutuhan logistik baik obat, pakaian maupun kebutuhan pangan bagi pasien yang dirawat. "Semua kebutuhan logistik pada tanggal 22 Mei tercukupi, karena sudah kita siapkan sehari sebelumnya," kata Didid.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019