Kapolresta Tangerang, Banten, Kombes Pol Sabilul Alif menyatakan pengasuh pondok pesantren dan santri jangan terpengaruh adanya pihak yang mengajak mobilisasi massa pascapemilu 2019.
"Pemungutan suara berlangsung aman dan damai serta perhitungan digelar secara transparan, ada saksi dan pengawas," katanya di Tangerang, Senin malam.
Sabilul Alif mengatakan hal itu usai buka puasa pertama Ramadhan 1440 Hijriyah bersama ratusan santri Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Hikmah, Desa Sukatani, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.
Dalam buka puasa itu Sabilul berbaur bersama para santri dan pengasuh pondok pesantren menyantap hidangan yaitu nasi liwet, sambal dan ikan asin.
Mantan Kapolres Jember, Jawa Timur itu menambahkan agar masyarakat mempercayakan tahapan pemilu selanjutnya yakni rekapitulasi suara kepada penyelenggara yakni KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Dia mengajak elemen pesantren menjadi pelopor persatuan pascapelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019.
Demikian pula pengasuh pesantren agar jangan terpengaruh berita hoaks dan juga jangan menjadi penyebar karena ada sanksi hukum.
Menurut dia, melakukan berbagai tindakan provokatif atau menghasut bukan karakter santri.
"Siapa pun yang terpilih, itulah pemimpin kita dan kita doakan, semoga yang terpilih dan menjadi pemimpin di negeri ini bisa menjalankan amanah dan berbuat untuk rakyat," katanya.
Dia mengharapkan para ulama dan santri dapat menyebarkan pemahaman kepada masyarakat bahwa menciptakan suasana aman dan damai merupakan tanggung jawab bersama.
Menurut dia, Bulan Ramadan akan lebih baik untuk memperbanyak ibadah dan menjalin silaturahmi.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Hikmah, KH. Nurjaya mengatakan sebagai bagian dari warga negara, ulama, ustad, dan santri harus melakukan segala tindakan berdasarkan koridor hukum.
Nurjaya mengatakan pesta demokrasi telah dilaksanakan sehingga siapa pun harus menerima hasilnya.
"Jangan ada gerakan massa atau tindakan provokasi, pemimpin yang terpilih itulah yang dipercaya rakyat," demikian Nurjaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Pemungutan suara berlangsung aman dan damai serta perhitungan digelar secara transparan, ada saksi dan pengawas," katanya di Tangerang, Senin malam.
Sabilul Alif mengatakan hal itu usai buka puasa pertama Ramadhan 1440 Hijriyah bersama ratusan santri Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Hikmah, Desa Sukatani, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.
Dalam buka puasa itu Sabilul berbaur bersama para santri dan pengasuh pondok pesantren menyantap hidangan yaitu nasi liwet, sambal dan ikan asin.
Mantan Kapolres Jember, Jawa Timur itu menambahkan agar masyarakat mempercayakan tahapan pemilu selanjutnya yakni rekapitulasi suara kepada penyelenggara yakni KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Dia mengajak elemen pesantren menjadi pelopor persatuan pascapelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019.
Demikian pula pengasuh pesantren agar jangan terpengaruh berita hoaks dan juga jangan menjadi penyebar karena ada sanksi hukum.
Menurut dia, melakukan berbagai tindakan provokatif atau menghasut bukan karakter santri.
"Siapa pun yang terpilih, itulah pemimpin kita dan kita doakan, semoga yang terpilih dan menjadi pemimpin di negeri ini bisa menjalankan amanah dan berbuat untuk rakyat," katanya.
Dia mengharapkan para ulama dan santri dapat menyebarkan pemahaman kepada masyarakat bahwa menciptakan suasana aman dan damai merupakan tanggung jawab bersama.
Menurut dia, Bulan Ramadan akan lebih baik untuk memperbanyak ibadah dan menjalin silaturahmi.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Hikmah, KH. Nurjaya mengatakan sebagai bagian dari warga negara, ulama, ustad, dan santri harus melakukan segala tindakan berdasarkan koridor hukum.
Nurjaya mengatakan pesta demokrasi telah dilaksanakan sehingga siapa pun harus menerima hasilnya.
"Jangan ada gerakan massa atau tindakan provokasi, pemimpin yang terpilih itulah yang dipercaya rakyat," demikian Nurjaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019