Sebuah jembatan gantung yang terletak di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) putus diterjang banjir bandang mengakibatkan sekitar 50 kepala keluarga (kk) yang ada di seberang sungai untuk sementara terisolir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, Asrul via telepon dari Palu, Sabtu malam membenarkan jembatan gantung itu putus dan kini masyarakat, termasuk pendistribusian bantuan bencana alam kepada korban yang ada diseberang sungai tersebut tidak bisa dilakukan.
"Tidak ada jalur lain. Jembatan gantung itu satu-satunya akses bagi masyarakat yang ada di seberang sungai," ujar dia.
Dia mengemukakan putusnya jembatan tersebut bukan baru sekarang ini, tetapi sudah sejak hari kemarin (3/5).
Pemerintah dipastikan memperbaiki kembali karena jembatan gantung itu merupakan satu-satunya akses yang sehari-hari dilewati warga.
Sementara jalur Palu-Kulawi yang sempat putus total selama beberapa hari karena badan jalan diterjang banjir bandang pada 28 April 2019, kini sudah bisa dilelawati kendaraan.
"Sejak hari ini kendaraan dari arah Palu menuju Kulawi dan sebaliknya sudah bisa melintas di jalur itu," kata Asrul.
Namun demikian, tambah dia pengendara yang melintas perlu ekstra hati-hati, terutama saat hujan, karena jalannya licin dan berlumpur.
"Yang paling penting, jalur Palu-Kulawi sudah normal sehingga distribusi berbagai kebutuhan pokok dan lainnya ke wilayah Kulawi, Kulawi Selatan, Lindu dan Pipikoro sudah dapat dilakukan yang selama beberapa hari sebelum diperbaiki sama sekali putus total," ujarnya.
Dia menambahkan pada jalur Palu-Kulawi masih terdapat banyak titik-titik longsor sehingga perlu diwaspadai.
Banjir bandang yang terjadi pada (28/4-2019) melanda sejumlah desa di Kecamatan Gumbasa dan Dolo Selatan.
Kebanyakan rumah warga yang ada di dua kecamatan di Kabupaten Sigi yang terdampak banjir bandang tertimbun material pasir, tanah dan limbah kayu.
Juga merusak infranstruktur jalan dan jembatan di dua kecamatan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, Asrul via telepon dari Palu, Sabtu malam membenarkan jembatan gantung itu putus dan kini masyarakat, termasuk pendistribusian bantuan bencana alam kepada korban yang ada diseberang sungai tersebut tidak bisa dilakukan.
"Tidak ada jalur lain. Jembatan gantung itu satu-satunya akses bagi masyarakat yang ada di seberang sungai," ujar dia.
Dia mengemukakan putusnya jembatan tersebut bukan baru sekarang ini, tetapi sudah sejak hari kemarin (3/5).
Pemerintah dipastikan memperbaiki kembali karena jembatan gantung itu merupakan satu-satunya akses yang sehari-hari dilewati warga.
Sementara jalur Palu-Kulawi yang sempat putus total selama beberapa hari karena badan jalan diterjang banjir bandang pada 28 April 2019, kini sudah bisa dilelawati kendaraan.
"Sejak hari ini kendaraan dari arah Palu menuju Kulawi dan sebaliknya sudah bisa melintas di jalur itu," kata Asrul.
Namun demikian, tambah dia pengendara yang melintas perlu ekstra hati-hati, terutama saat hujan, karena jalannya licin dan berlumpur.
"Yang paling penting, jalur Palu-Kulawi sudah normal sehingga distribusi berbagai kebutuhan pokok dan lainnya ke wilayah Kulawi, Kulawi Selatan, Lindu dan Pipikoro sudah dapat dilakukan yang selama beberapa hari sebelum diperbaiki sama sekali putus total," ujarnya.
Dia menambahkan pada jalur Palu-Kulawi masih terdapat banyak titik-titik longsor sehingga perlu diwaspadai.
Banjir bandang yang terjadi pada (28/4-2019) melanda sejumlah desa di Kecamatan Gumbasa dan Dolo Selatan.
Kebanyakan rumah warga yang ada di dua kecamatan di Kabupaten Sigi yang terdampak banjir bandang tertimbun material pasir, tanah dan limbah kayu.
Juga merusak infranstruktur jalan dan jembatan di dua kecamatan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019