Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Hortikultura yang naik 1,60 persen mendorong NTP Banten naik 0,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang naik 0,98 persen juga menguatkan NTP Banten meningkat, meski Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 0,05 persen, Subsektor Peternakan turun 0,50 persen dan Subsektor Perikanan turun 0,15 persen, kata Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Bambang Widjonarko di Serang, Sabtu (23/3). 

Ia menjelaskan dari pemantauan harga-harga perdesaan di empat kabupaten (Kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak dan Tangerang) di Provinsi Banten pada Februari 2019, NTP secara umum mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen dibandingkan NTP Januari 2019 yaitu dari 100,28 menjadi 100,64. 

Kenaikan NTP pada Februari 2019 dikarenakan oleh laju kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,15 persen masih lebih cepat dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar -0,21 persen, katanya. 
 
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menggambarkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Februari 2019, It Banten mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen dibanding It Januari, yaitu naik dari 138,60 menjadi 138,82. Kenaikan It pada Februari 2019 disebabkan oleh naiknya It pada Subsektor Hortikultura sebesar 1,32 persen dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,79 persen. 

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) terdiri dari konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian, kata Widjonarko. 

Pada Februari 2019 indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,21 persen. Hal ini terjadi karena turunnya indeks harga pada Indeks KRT sebesar 0,34 persen dan kenaikan indeks harga pada Indeks BPPBM sebesar 0,25 persen. 

Penurunan indeks KRT disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan yang cukup signifikan sebesar 1,15 
persen sedangkan kelompok yang lainnya mengalami kenaikan indeks. Sementara itu, kenaikan pada indeks BPPBM disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok Upah buruh; kelompok Penambahan Barang Modal; kelompok Bibit, dan kelompok Biaya Sewa dan 
Pengeluaran lain, sebaliknya kelompok Transportasi dan kelompok Pupuk, Obat – obatan dan Pakan mengalami penurunan. 

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi atau deflasi di pedesaan. Pada bulan Februari 2019, dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten terjadi deflasi di perdesaan sebesar 0,34 persen.

Deflasi perdesaan ini terjadi hanya pada kelompok bahan makanan yang angkanya cukup besar yakni sebesar 1,15 persen, sementara kelompok lainnya yakni kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau, Perumahan, Sandang, Kesehatan, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga dan Transportasi dan Komunikasi berturut – turut mengalami inflasi. 
 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019