Universitas Terbuka (UT), melalui Dharma Wanita Persatuan (DWP) UT, mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak bencana alam di wilayah Sumatera, Jumat (12/12) dan bantuan ini merupakan hasil gotong royong sivitas akademika UT dan para mitra strategis yang selama beberapa pekan terakhir menggalang donasi secara kolektif.
Ketua DWP UT, Een Sueni, mengungkapkan bahwa kegiatan ini berawal dari kepedulian sederhana yang tumbuh menjadi gerakan solidaritas besar. Donasi dibuka sejak 28 November hingga 11 Desember 2025 dan mendapat respons luas, baik dari internal maupun eksternal UT.
“Kegiatan ini awalnya diinisiasi oleh Dharma Wanita Persatuan UT, lalu mendapat dukungan dari keluarga besar UT, PT Pos Indonesia, JNE, serta para donatur lainnya. Alhamdulillah, ini sangat tidak terduga dan luar biasa,” ujar Een dikutip dari laman resmi UT.
Baca juga: Menko Pratikno sebut akses transportasi di wilayah bencana berangsur pulih
Dari donasi yang terkumpul sebesar Rp26.850.000, sebagian telah disalurkan langsung ke tiga daerah terdampak sebesar Rp15.800.000. Sisanya, Rp10.050.000, diwujudkan dalam bentuk kebutuhan pokok, mulai dari 225 kilogram beras, mi instan, susu, pampers, hingga makanan ringan.
Tak hanya itu, bantuan barang juga berdatangan dalam jumlah signifikan, di antaranya 285 pasang sepatu baru, 146 karung pakaian layak pakai dan pakaian baru, obat-obatan serta vitamin dari Klinik Pratama UT, dan juga berbagai kebutuhan lain dari sivitas akademika dan mitra UT.
Bagi Een, bantuan ini bukan sekadar angka dan daftar logistik. “Ini adalah bukti kasih sayang, empati, dan doa tulus kita kepada saudara-saudara yang terdampak. Walaupun berjauhan, kita ingin mereka tahu bahwa mereka didoakan dan diperhatikan,” ucapnya. Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh donatur yang telah berkontribusi dengan keikhlasan.
Baca juga: Perkuat sinergi, UT gelar Media Day 2025
Rektor Universitas Terbuka, Prof. Dr. Ali Muktiyanto, menegaskan bahwa kepedulian UT terhadap dampak bencana tidak berhenti pada bantuan logistik. UT juga memberikan perhatian serius kepada mahasiswa yang terdampak langsung.
“Sekitar 2.020 mahasiswa UT terdampak dalam skala prioritas dan sedang. Kami mengalokasikan anggaran sekitar Rp7,6 miliar untuk pembebasan UKT dua semester serta pemulihan tempat tinggal mereka,” kata Ali. Menurutnya, kebijakan ini diambil agar mahasiswa memiliki ruang untuk memulihkan kondisi mental dan kehidupan mereka pascabencana.
Ia menambahkan, bantuan yang dikirim mungkin tidak mampu menghapus seluruh dampak bencana, namun diharapkan dapat menjadi penguat secara moral. “Yang terpenting adalah pesan bahwa mereka tidak sendirian. Kami bersama mereka,” ujarnya.
Kegiatan kemanusiaan ini turut didukung oleh PT Pos Indonesia, JNE, serta BTN. Kolaborasi lintas sektor tersebut mencerminkan semangat kemitraan dan gotong royong yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pengentasan kemiskinan (SDG1), peningkatan kesejahteraan (SDG 3), serta penguatan kemitraan untuk kemanusiaan (SDG 17).
Saat dua truk itu akhirnya meninggalkan kawasan UTCC, yang tertinggal bukanlah kekosongan, melainkan keyakinan. Bahwa di tengah bencana dan ketidakpastian, solidaritas tetap menemukan jalannya—menghubungkan jarak, menguatkan yang lemah, dan menjaga harapan agar tetap hidup.
Baca juga: Bangun branding digital marketing, UT Serang perkuat jangkauan bersama SALUT
Editor : Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025