Cilegon (Antaranews Banten) - Para nelayan di Rukun Suralaya, Kecamatan Pulo Merak Kota Cilegon yang berlokasi dekat dengan pembangunan PLTU Suralaya pembangkit unit 9 dan 10, diberikan kesempatan untuk mengelola pangkalan perahu yang mampu menampung sekitar 100 perahu bagi nelayan di lokasi tersebut.
       
Rebudin Ketua nelayan Rukun Suralaya yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon, Jumat mengatakan, para nelayan menyampaikan terimakasih kepada pihak PT Indonesia Power PLTU Suralaya unit 9 dan 10. Ia menilai, penyediaan lahan yang diperuntukan sebagai tempat sandarnya perahu nelayan Rukun Suralaya yang kini beranggotakan 130 orang dengan jumlah perahu 75 unit adalah langkah maju.
       
"Dulu sebelum ada proyek pembangunan unit 9 dan 10, nelayan menyandarkan kapal seadanya saja. Ketika itu perahu nelayan ditempatkan di pesisir pantai Kelapa Tujuh. Namun saat ini, pangkalan perahu nelayan setelah dibangun dengan kontruksi sipil sudah cukup layak untuk difungsikan," kata Rebudin.
       
Rebudin menjelaskan, proses pembangunan pangkalan nelayan ini berlangsung sekitar satu tahun.  Pembangunan pangkalan nelayan dengan lebar sekitar 57 meter dan panjang 215 meter, kini dalam tahap finishing.
       
"Kolam bandar seluas 1,3 hektar tersebut mampu menampung perahu nelayan sekitar 100 unit," katanya. 
 
 Koordinator Proyek Penyiapan Lahan PLTU Unit 9 dan 10 Suralaya, Kardi B Kasiran mengatakan, pengelola PLTU Suralaya pembangkit unit 9 dan 10, Kota Cilegon yang kini masih dalam tahap pembangunan kontruksi, terus menata letak dan ruang fasilitas umum.

Jika Sebelumnya gedung Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama  (SMP) swasta, dan masjid telah rampung dibangun dengan baik, kini giliran pangkalan nelayan Rukun Suralaya karena nelayan merupakan masyarakat pesisir yang harus diakomodir. 
       
"Pangkalan Nelayan itu memang berada di atas lahan PT Indonesia Power. Namun sebagai upaya atas manfaat terhadap masyarakat sekitar, maka lahan tersebut dikelola oleh masyarakat Suralaya khususnya masyarakat yg berprofesi sebagai nelayan," katanya.
       
Kardi berharap, PT Indonesia Power  tetap memperhatikan masyarakat terdampak di sekitar areal proyek pembangunan pembangkit listrik diantaranya adalah nelayan, mendapatkan. Sebaliknya, ia juga berharap nelayan bisa memanfaatkan fasilitas terbangun ini dengan  baik yang ujungnya juga meningkatkan kesejahteraan para nelayan di lokasi tersebut.
       
"Semoga saja dengan disediakannya pangkalan nelayan yang layak, para nelayan eks pantai Kelapa Tujuh ini bisa memanfatkan dan menjaga dengan baik," kata dia.
       
Sebagai langkah serius pemerintah dalam membina masyarakat nelayan dari sisi kelengkapan administrasi pelayaran, Kesyahbandaran Otoritas dan Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banten Herwanto mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan segera mendata, dan memberikan kelengkapan sertifikat kepada nelayan sehingga perahu para nelayan memiliki kelengkapan surat-surat. 
       
"KSOP Banten dalam waktu dekat diperkirakan bulan Maret mendatang akan segera menggelar kegiatan dalam rangka sosialisasi dan pembinaan untuk nelayan di Provinsi Banten, dalam hal ini salah satunya adalah nelayan Suralaya," kata Herwanto didampingi stafnya I Made Sugiarta.
       
Herwanto menambahkan, dengan adanya sosialisasi dan pengarahan terhadap para nelayan, kedepannya dapat membantu pemerintah terkait tertibnya administrasi tentang kelengkapan surat kapal atau pun perahu. 
       
"Nanti kita bantu nelayan menerbitkan sertifikat perahu mereka, tentunya gratis karena tidak dipungut biaya. Dengan demikian akan mempermudah dan membantu pemerintah dalam hal pengawasan, dan pembinaan terhadap masyarakat khususnya nelayan," kata dia.

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019