Di tengah hiruk-pikuk Kota Tangerang, sebuah penelitian dasar yang dilakukan di TK Puteri Sakinah oleh tim Universitas Terbuka (UT), Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sutaatmaja (STIESA) Subang membawa angin segar bagi dunia pendidikan anak usia dini.
Penelitian tersebut tidak hanya menguji efektivitas permainan seni, tetapi juga menemukan sebuah pendekatan unik dari seorang guru seni yang dijuluki "Rayuan Gombal" untuk menaklukkan hati anak-anak.
Pada 28 hingga 29 Juli 2025, suasana TK Puteri Sakinah di Jl. Taman Anyelir B2/15, Cikokol, menjadi saksi dari sinergi akademik yang luar biasa.
Baca juga: Universitas Terbuka berikan pelatihan promosi digital untuk UMKM
Tim peneliti lintas institusi hadir diketuai oleh Yus Alvar Saabighoot, dan beranggotakan Dr. Mukti Amini, Dr. Maria Ulfah, (dari UT) Dr. Hj. Uum Suminar, Ika Rizqi Meilya, (dari UNSIKA) serta Asep Kurniawan (STIESA)
Kehadiran para peneliti itu disambut hangat oleh kepala sekolah Yuliati beserta jajaran guru termasuk wakil kepala sekolah, Dini Isnaeni.
Tim peneliti menyaksikan langsung bagaimana guru seni, Rochmat meramu pembelajaran seni rupa menjadi sebuah petualangan yang menyenangkan.
Anak-anak diajak bermain seni dengan tiga variasi kegiatan, meronce dari kulit telur, mewarnai dengan pensil warna, dan melukis gradasi warna.
Dalam setiap kegiatan, kebebasan berekspresi menjadi kunci. Anak-anak dengan asyik mewarnai pola bunga, mencampur cat, dan menciptakan karya sesuai imajinasi mereka.
Baca juga: Melalui inovasi dan kolaborasi, UT kembangkan SDM berkualitas
Seni sebagai stimulan 4C: kreativitas hingga berpikir kritis
Hasil pengamatan tim peneliti menunjukkan temuan yang signifikan. Anak-anak terlihat lebih menikmati proses bermain, konsentrasi mereka meningkat, dan yang paling menarik, kemampuan 4C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration, and Communication) mereka terstimulasi secara optimal.
Anak-anak tidak hanya mewarnai, tetapi juga berkolaborasi dengan teman, berkomunikasi dengan guru, dan secara kritis bertanya tentang objek yang mereka gambar.
Mereka bahkan menanyakan hal-hal yang tidak terduga, seperti "Siapa yang menciptakan bunga ini?", menunjukkan integrasi antara seni dan pemikiran religius.
Namun, penelitian juga mengamati tantangan yang umum terjadi, yaitu anak-anak yang enggan berpartisipasi. Saat ditanya bagaimana cara mengatasinya, Rochmat memberikan jawaban yang sederhana namun mendalam.
"Seorang guru PAUD harus mampu memukau, membahagiakan, dan merayu anak," katanya.
Baca juga: Perkuat kerja sama, Direktur UT Serang silaturahmi dengan Danrem 064/MY Banten
Filosofi inilah yang kemudian diistilahkan oleh tim peneliti sebagai "Rayuan Gombal", singkatan dari "Gerakkan Otak Maksimal agar Belajar Anak Lancar" dan "Growth-Oriented Mindset for Building Active Learning".
Rayuan Gombal bukan sekadar trik, melainkan strategi yang disiapkan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan (enjoy learning).
Pernyataan itu menjadi titik balik penting dalam penelitian, menunjukkan bahwa pendekatan personal guru memiliki peran vital dalam menaklukkan hambatan psikologis anak.
Dukungan orang tua dan pengembangan modul ajar
Wawancara dengan orang tua murid semakin memperkuat temuan tersebut. Mereka menceritakan bagaimana anak-anak pulang dengan rasa penasaran yang besar, melontarkan pertanyaan-pertanyaan unik yang mencerminkan proses berpikir kritis yang terasah di sekolah.
Baca juga: Pastikan kesiapan belajar mandiri, ribuan mahasiswa baru UT Serang ikuti LPKBJJ
Penelitian dengan judul "Efektivitas Permainan Seni Terhadap Neuroplastisitas Anak Usia 4-6 Tahun" itu diharapkan akan memberikan dampak yang luas.
Ketua peneliti, Yus Alvar Saabighoot menjelaskan bahwa penelitian tersebut telah menghasilkan sejumlah modul ajar praktis, di antaranya Modul Desain Model Seni Main Cerdas dan Modul Seni Terpadu/Terintegrasi.
Modul-modul itu nantinya akan diseminasi ke berbagai PAUD di Kota Tangerang, sehingga semakin banyak guru dan orang tua yang dapat menerapkan strategi "Rayuan Gombal" itu.
Kisah di TK Puteri Sakinah itu sendiri menjadi bukti nyata bahwa seni bukanlah sekadar aktivitas sampingan, melainkan kunci untuk membuka potensi tak terbatas dalam otak anak usia dini, dibimbing oleh tangan-tangan kreatif guru yang mampu merayu hati mereka.
"Semoga temuan ini dapat menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan PAUD di Indonesia," kata Yus.
Baca juga: Universitas Terbuka penyumbang ASN terbesar di Indonesia
Editor : Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025