Pandeglang (Antaranews Banten) - Anak-anak yang tinggal di pengungsian membutuhkan alat permainan edukatif (APE) guna menghibur juga menghilangkan rasa trauma akibat bencana tsunami di pesisir Pandeglang.
     
"Kita berharap adanya bantuan APE agar anak-anak melupakan trauma," kata Iis Sumiati, seorang relawan juga guru PAUD di Kabupaten Pandeglang, Jumat.
     
Saat ini, banyak anak-anak yang tinggal di pengungsian Kementerian Sosial di GOR Labuan membutuhkan APE.
     
Permainan itu bisa menghilangkan rasa takut juga trauma yang mendalam akibat bencana tsunami.
     
Mereka anak-anak akan bahagia dan senang jika memiliki APE itu, seperti permainan dari kayu-kayuan, melukis, kendaraan,bunyi-bunyian hingga ayun-ayunan.
     
"Kami yakin anak-anak itu merasa senang sambil bermain dan berlarian sehingga lupa trauma bencana itu," katanya.
     
Heni, seorang relawan anak mengakui bahwa anak-anak yang tinggal di pengungsian Kementerian Sosial GOR Futsal Labuan hingga kini terus dihibur dengan bernyanyi sambil dongeng hingga sulap.
     
Sebab, permainan APE relatif kecil, sehingga anak-anak kesulitan untuk bermain.
     
Karena itu, Menteri PPPA Yohana Yembise menyalurkan bantuan alat permainan untuk anak-anak yang tinggal di pengungsian itu.
     
"Kami berharap bantuan APE untuk anak-anak pengungsian lebih banyak lagi, sehingga mereka merasa senang dan melupakan trauma bencana itu," ujarnya.
     
Ia mengatakan, pihaknya juga merasa senang dan bahagia pada hari kedua pascatsunami anak-anak di sini dihibur oleh psikolog anak, Seto Mulyadi, atau biasa disebut Kak Seto.
     
Kak Seto menghibur  anak-anak dengan menyanyi, permainan sulap dan cerita dongeng.
   
"Saya kira anak-anak di pengungsian juga perlu mendapat terapi kejiwaan dengan menghibur agar menghilangkan trauma dan ketakutan," katanya.

 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018