Lebak, (Antaranews Banten)  - Produksi usaha pertanian jenis tanaman palawija yang dikembangkan petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengalami kenaikan sehingga menyumbangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah itu.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Jumat, mengatakan, produksi palawija di daerah ini mengalami kenaikan, karena sebagian besar petani di sini sudah menerapkan penggunaan rekayasa teknologi.

Penerapan rekayasa teknologi itu, diantaranya petani menggunakan benih unggul bersertifikat juga pemakaian pupuk yang berimbang antara pupuk kimia dan pupuk organik.

Melalui rekayasa teknologi itu dipastikan produktivitas meningkat guna mendukung swasembada pangan juga peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.

"Kami minta petani terus meningkatkan poduktivitas, sehingga menguntungkan usaha pertanian palawija," katanya menjelaskan.

Menurut dia, produksi komoditas palawija di Kabupaten Lebak mengalami kenaikan karena sampai Oktober 2019 mencapai 63.799 ton.

Sedangkan, produksi palawija tahun 2017 pada bulan yang sama mencapai 26.100 ton.

Dari 63.799 ton itu antara lain jagung 21.500 ton, kedelai 3.721 ton, kacang tanah 303 ton, kacang hijau 6 ton, ubi kayu 23.696 ton, dan ubi jalar 4.350 ton.

"Kami yakin peningkatan produksi palawija dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta penyerapan lapangan pekerjan," katanya.

Ia mengatakan, saat ini, prospek budi daya tanaman palawija cukup menjanjikan karena permintaan pasar cenderung meningkat.   Bahkan, banyak konsumen dari luar daerah siap menampung komoditas palawija.

Namun, produksi palawija di Kabupaten Lebak belum dijadikan andalan unggulan usaha petani.   Mereka petani mengembangkan palawija hanya dijadikan usaha sampingan.
     "Kami berharap ke depan usaha pertanian palawija dapat dijadikan usaha unggulan," katanya. ***3***


 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018