Lebak, (Antaranews Banten) - Produksi kerajinan hutan yang dikembangkan masyarakat Banten menembus pasar ekspor sehingga menyumbangkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan lapangan pekerjaan tenaga lokal.

"Kami terus meningkatkan kualitas produksi kerajinan hutan karena memberikan sumber pendapatan ekonomi daerah," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten M Husni di Lebak, Selasa (13/11).

Selama ini, produksi komoditas hutan menjadikan andalan pendapatan ekonomi masyarakat Banten.

Mereka para perajin kebanyakan tinggal di sekitar hutan dan mereka mendapatkan pembinaan dari penyuluh kehutanan swadaya masyarakat (PKSM).

Produksi komoditas hutan yang menembus pasar ekspor antara lain gula aren, lebah madu yang profelis dan asap cair.

"Produksi itu dipasarkan ke sejumlah negara mulai Benua Australia, Asean, Eropa dan Amerika Serikat," katanya.

Menurut dia, saat ini, produksi hutan terjamin kualitas karena dibantu oleh tenaga-tenaga ahli yang didatangkan dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
     
Selain itu juga pihaknya mengoptimalkan pembinaan kepada masyarakat yang mengembangkan produksi hutan.

Sebab, potensi hutan bukan saja perkayuan, namun bisa dikembangkan kerajinan lainnya yang bisa meningkatkan pendapatan ekonomi daerah.

"Kami mendorong produksi hutan itu ke depan bisa menjadikan andalan ekonomi masyarakat," katanya.

Sementara itu, anggota LKMD Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Anwar mengaku dirinya setiap bulan mengekspor gula semut ke Australia antara 20-30 ton. 

Produksi gula semut itu untuk memenuhi permintaan hotel, super market juga produksi aneka makanan di negara itu.

"Kami merasa bangga komoditas lokal itu mampu menembus pasar ekspor itu," katanya.

 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018