Lebak  (Antaranews Banten) - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten Lebak, Banten, berkembang di tengah tekanan ekonomi yang menimbulkan terjadinya pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
     
"Kami mengapresiasi pelaku UMKM tumbuh dan berkembang, sehingga menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Siti Samsiah saat melakukan pendataan UMKM di Kecamatan Cimarga, Lebak, Kamis.
     
Populasi perkembangan pelaku UMKM di Kabupaten Lebak dari tahun ke tahun terus meningkat dan tidak berdampak terhadap krisis ekonomi.
     
Pengalaman tahun 1998 krisis ekonomi yang melanda Indonesia, tetapi UMKM bertahan.
     
Begitu juga gejolak pelemahan nilai rupiah yang terjadi saat ini, namun perkembangan UMKM tetap berkembang.
     
Keungulan pelaku UMKM Kabupaten Lebak itu karena sebagian besar menggunakan bahan baku lokal dan tidak mendatangkan impor.
     
Karena itu, pelaku UMKM di sini berkembang dan menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
     
Berdasarkan pendataan pelaku UMKM tahun 2016 tercatat 49.538 unit usaha dan tahun 2017 bertambah hingga mencapai 50.149 unit usaha.
     
Kemungkinan jumlah pelaku UMKM tahun 2018 bertambah di atas 15.000 unit usaha.
     
"Kami yakin pelaku UMKM itu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan," katanya menjelaskan. 
     
Menurut Samsiah, berkembangny populasi UMKM karena tidak lepas intervensi pemerintah daerah dengan mengoptimalkan pembinaan dan pelatihan guna meningkatkan kualitas produksi dan bisa bersaing pasar.
     
Selain itu, juga membantu memasarkan produk UMKM dan mempromosikan melalui media hingga mengikuti kegiatan pameran keberbagai daerah.
     
"Kami mendorong UMKM itu bisa berdaya saing sehingga menembus pasar domestik hingga mancanegara," katanya.
     
Ia mengatakan,pelaku UMKM itu bergerak bidang usaha industri rumahan (home industry), seperti kerajinan tangan, logam, tas, batik, dompet, konveksi dan aneka jenis makanan.
     
Disamping, juga produksi perikanan tangkapan, diantaranya abon ikan, baso ikan, kerupuk ikan,gula aren, gula semut dan kerajinan masyarakat Badui.
     
Bahkan, pihaknya mengapresiasi produksi UMKM Desa Bejod Kecamatan Wanasalam masuk nominasi terbaik ketiga di Hambur,Jerman.
     
"Produk UMKM Desa Bejod itu memproduksi aneka tas dengan menggunakan bahan baku dari bambu," katanya.
     
Anwar (55), seorang pelaku UMKM mengaku selama empat tahun terakhir gula aren produksinya itu menembus pasar ekspor ke sejumlah negara di Benua Eropa dan Benua Australia juga Amerika Serikat.
     
"Kami merasa terbantu menggulirkan perekonomian masyarakat pedesaan melalui pasar ekspor itu guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Anwar warga Desa Sobang Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak.

 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018