Lebak (Antaranews Banten) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten tetap siaga untuk mengantisipasi bencana alam.  

"Kesiapsiagaan itu dapat mengurangi resiko,  ketika bencana terjadi juga tidak menimbulkan kerusakan material cukup besar," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Minggu.    

Bencana alam hingga  tidak bisa diprediksikan oleh manusia maupun peralatan teknologi, seperti gempa dan tsunami yang dialami masyarakat Palu, Donggala Provinsi Sulawesi Tenggah.    

Akibat bencana alam itu diperkirakan ribuan orang dilaporkan meninggal dunia, luka-luka hingga hilang.    

Karena itu, BPBD Lebak memberlakukan siaga 24 jam untuk mengantisipasi bencana agar tidak banyak korban jiwa maupun kerusakan material jika  sewaktu-waktu terjadi bencana.    

Petugas akan lebih cepat melakukan aksi penolongan dan evakuasi penyelamatan.    

Mereka setiap hari melakukan piket sebanyak tujuh orang secara  bergantian dan mereka dipusatkan di Posko Utama BPBD setempat guna melayani masyarakat dari ancaman bencana alam.    

Selama ini, kata Kaprawi, Kabupaten Lebak masuk kategori rawan bencana alam, seperti gempa, tsunami, banjir dan longsor. Potensi bencana alam hampir terjadi di 28 kecamatan.    
BPBD mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana agar meningkatkan kewaspadaan bencana alam.   

"Kami minta masyarakat jika terjadi bencana alam segera melapor ke BPBD agar cepat melakukan evakuasi penyelamatan," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018